Rabu, 19 April 2017

Joseph Stalin 'Pemimpin Bertangan Besi'


Stalin merupakan sosok yang melegenda, tidak hanya di kalangan warga Rusia namun juga dunia. Dirinya yang bertangan baja membentuk Soviet menjadi negara adidaya pascaperang dunia usai. Segala tentangnya menjadi hal yang patut diketahui oleh seluruh masyarakat dan generasi muda di penjuru dunia.

Masa Muda

Potret Stalin selama Muda. Foto: Pinterest
Stalin merupakan sosok yang melegenda, tidak hanya di kalangan warga Rusia namun juga dunia. Dirinya yang bertangan baja membentuk Soviet menjadi negara adidaya pascaperang dunia usai. Segala tentangnya menjadi hal yang patut diketahui oleh seluruh masyarakat dan generasi muda di penjuru dunia.Pria yang terlahir dengan nama Iosif Dzugashvillipada 18 Desember 1879 di desa Gori, Georgia dari keluarga miskin. Ayahnya hanyalah seorang tukang sol sepatu dan ibunya yang menjadi seorang pembantu rumah tangga.

Masa kecilnya diisi dengan kesuraman, terlebih ia menderita penyakit cacar yang membekas hingga dewasa. Lingkungan yang serba sulit dan kekurangan membentuk dirinya menjadi pribadi yang tegas dan kuat.

Meskipun berada dari keluarga yang tidak religius, kedua orangtuanya memasukkan Stalin ke dalam sekolah pendeta di wilayah Gori pada 1888. Stalin dikenal sebagai pribadi yang cerdas hingga ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke Sekolah Teologi di Tiflis pada 1894. Di Sekolah tersebut ia mulai mengenal bacaan mengenai Sosialisme dan Karl Marx dan Lenin yang menginspirasi dirinya.

Meskipun ia cerdas dalam akademik, namun ia dikeluarkan dari sekolah teologi pada 1899. Ada beberapa versi mengenai keluarnya Stalin dari sekolah tersebut: versi pertama ia dikeluarkan karena tidak sanggup membayar biaya dan versi berikutnya ia dikeluarkan karena mengikuti gerakan yang menentang Tsar Nikolas II.

Dikeluarkan dari sekolah tidak membuatnya patah arang, ia tetap tinggal di Tiflis sebagai pejuang revolusi. Ia menyambung hidup sebagai pekerja dan guru di lembaga penelitian Tiflis. Tahun 1901 ia bergabung dengan Partai Buruh Rusia. Setahun berikutnya ia dijebloskan ke penjara di Siberia karena terbukti mendalangi sebuah demo buruh. Saat dalam penjara tersebut ia mengganti namanya menjadi Stalin yang berarti baja dalam bahasa Rusia.

Karir Yang Menanjak
Stalin dengan meja kerjanya tahun 1946. Foto: Pinterest
Ia mungkin tidak secerdas Trotsky atau seorang orator ulung layaknya Vladimir Lenin. Stalin dikenal luas sebagai organisator ulung yang ahli merencanakan demo dan mempublikasikannya dengan rapi. Aksinya tersebut membuat Okhranka atau pasukan rahasia polisi era Tsar mengincar dirinya. Diincar polisi membuatnya melakukan segala cara untuk hidup termasuk dikaitkan dengan kasus perampokan bank di Tiflis yang mencurigai dirinya sebagai otak perencana aksi.

Saat revolusi pecah pada Februari 1917 dan kondisi Tsar Nikolas yang dimakzulkan menjadi semacam momentum emas bagi para pasukan revolusi melancarkan aksinya. Bulan April 1917 Lenin sebagai pemimpin gerakan Bolshevik melancarkan penggulingan pemerintahan dan membuahkan hasil pada bulan Oktober.
Menjadi Pemimpin Partai Komunis
Stalin berpidato dalam Kongres Partai Komunis Uni Soviet tahun 1930. Foto: Getty Images
Pemerintahan Soviet memberikannya posisi sebagai sekretaris jendral Partai Komunis pada 1922. Kekuasaan tersebut dimanfaatkan sebagai era menggagas basis pendukung dirinya dan mengendalikan partai. Ia merebut kekuasaan Soviet dari tangan Lenin yang saat itu tidak berdaya melawan basis pendukungnya yang sangat solid.

Selepas kematian Lenin pada 1924, Stalin mengubah susunan kepemimpinan partai secara radikal dan menyeluruh. Ia merombak semua pejabat era Lenin dan menggantinya dengan orang-orang kepercayaannya. Tidak hanya mencopot pejabat era Lenin, ia juga mengasingkan semua tokoh yang dianggap berbahaya dalam kepemimpinannya seperti Leon Trotsky. 

Pengasingan tersebut ia lakukan dengan dalih sebagai pembersihan musuh masyarakat.
Era 1920-1930an ia mengubah peraturan mengenai pertanian dengan mengambil kembali kuasa atas lahan yang sebelumnya dibagikan ke masyarakat. Hal ini membuat para petani hanya menjadi buruh yang tidak memiliki lahan namun Stalin yakin bahwa hal ini bertujuan agar terjadi percepatan pembangunan sektor pertanian dan memajukan negara. 

Memang dengan program ini membuat produksi pertanian meroket namun banyak korban yang berjatuhan akibat sistem ini. Penduduk yang tidak patuh dengan kebijakan ini menjadi korban utama, mereka harus menjalani semacam kerja paksa di kamp buruh atau pun Gulag.
Era Perang Dunia II
Stalin bersama Churcil dan Roosevelt dalam Konferensi Yalta. Foto: Getty Images
Tensi perang yang semakin kentara di Eropa saat medium 1939 membuat Stalin terinspirasi menyusun langkah untuk memperluas wilayah Soviet. Ia menyusun perjanjian damai dengan Hitler sebagai pemimpin Nazi yang berisi bahwa mereka berdua tidak akan saling menyerang dalam perang. Sayangnya perjanjian ini diinjak-injak oleh Jerman dengan penyerangan wilayah Soviet pada Juni 1941. Stalin murka terhadap langkah Hitler yang sudah menyerang dan berjanji akan membalas hal tersebut.

Meskipun ada kubu Blok Barat yang juga melawan pasukan poros, namun Stalin tidak sepenuhnya percaya dengan mereka. Ia takut bahwa kubu sekutu juga akan melakukan hal yang sama seperti Jerman. Saat kubu sekutu mulai unggul dalam perang, Presiden Roosevelt dan Perdana Menteri Churcill merayu Stalin agar bergabung dalam kubu tersebut dan membahas rencana pascaperang. Pertemuan kemudian terjalin di Yalta dan membuahkan hasil yang berisi persetujuan Stalin dalam membantu sekutu dalam melawan pasukan Jepang.

Situasi kembali berubah saat kematian Presiden Roosevelt sebelum Konferensi Potsdam pada Juli 1945. Pengganti Roosevelt yakni Harry Truman dan perwakilan Inggris yang tidak lagi diisi Perdana Menteri Churcill membuat kondisi menjadi saling tidak percaya terhadap Soviet terhadap upaya melawan Jepang yang sudah ditawarkan sebelumnya. Bom atom yang dijatuhkan menjadi bukti bahwa pasukan sekutu lebih memilih melawan Jepang tanpa bantuan Soviet.

Ketidakpercayaan Stalin kepada blok sekutu membuat dirinya semakin khawatir bahwa mereka akan menyerang Soviet. Selama 1945 hingga 1948, ia mendirikan pemerintahan komunis yang mengancam kekuatan blok barat. Blok barat mengantisipasi dengan melakukan langkah pencegahan agar negara di Eropa Barat tidak menjadi sekutu Soviet dan membentuk NATO. Tahun 1948 menjadi langkah perseteruan baru antara Soviet dan barat dimana Stalin memerintahkan blokade wilayah Berlin yang mereka kuasai dan membuahkan tembok Berlin.

Di Wilayah Korea, Stalin menjalin kerjasama dengan Kim Il Sung selaku pemimpin Partai Komunis Korea Utara untuk menguasai Korea Selatan. Sebelumnya ia juga telah menarik diplomat Soviet di Amerika karena negeri paman Sam menolak mengakui Republik Rakyat Cina yang berhaluan kiri. 
Kematian Stalin
Stalin meninggal pada 5 Maret 1953, Kuntsevo Dacha, Moskwa, Rusia. Foto: Istimewa
Kesehatan Stalin yang semakin menurun pada 1950-an membuat kekuasaan dirinya semakin melemah. Setelah rentetan aksi perencanaan pembunuhan dirinya terkuak, ia memerintahkan pihak kepolisian menyelidikinya. 

Ia juga mencium adanya bau penolakan di kubu Partai Komunis terhadap dirinya. Kecurigaan tersebut tidak sampai terkuak hingga kematian dirinya pada 5 Maret 1953 dan kekuasaannya digantikan oleh Nikita Khrushchev tahun 1956.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar