Rabu, 31 Mei 2017

Perang Punisia, Antara Romawi Dan Kartago

Ilustrasi Perang Punisia dalam seri game Roman Empire. Foto: Pinterest

Harian Sejarah -Perang Punisia adalah perang antara Kartago dan Roma berlangsung sejumlah tiga kali dan berlangsung lebih dari satu abad, dimulai pada 264 SM. Dan berakhir dengan penghancuran Kartago di 146 SM. Pada saat Perang Punisia Pertama pecah, Roma telah menjadi kekuatan dominan di semenanjung Italia, sementara Kartago merupakan sebuah negara kota yang kuat di Afrika utara merupakan kekuatan maritim terkemuka di dunia.

Perang Punis Pertama terjadi pada 264 SM. Ketika Roma mencampuri perselisihan di pulau Sisilia yang dikendalikan oleh orang Kartago; Perang berakhir dengan kekuatan Roma yang mengendalikan Sisilia dan Corsica dan menandai perkembangan angkatan laut dan kekuatan darat Kekaisaran Romawi.

Dalam Perang Punis Kedua, Jenderal Besar Kartagi Hannibal menginvasi Italia dan mencetak kemenangan besar di Danau Trasimene dan Cannae sebelum akhirnya mengalami kekalahan di tangan Scipio Africanus di Roma pada tahun 202 SM. Menyebabkan dominasi Roma atas Mediterania barat dan sebagian besar Spanyol.

Dalam Perang Punis Ketiga, orang Romawi, yang dipimpin oleh Scipio Aemilianus, merebut dan menghancurkan kota Kartago pada tahun 146 SM, mengubah Afrika menjadi provinsi lain dari Kekaisaran Romawi yang perkasa.

Latar Belakang dan Perang Punisia I (264-241 S.M.)

Perang Punisia I. Foto: Pass the Garum

Pada tahun 265 SM orang Fenisia datang  dari pelabuhan Mediterania di Tirus (di tempat yang sekarang bernama Lebanon) mendirikan kota Kartago di pantai utara Afrika, tepat di utara Tunisia modern, sekitar 814 SM. Kartago adalah kota terkaya dan paling maju di wilayah ini, dan juga wilayahnya serta memiliki kekuatan angkatan laut yang mumpuni.

Kartago sering terlibat konflik dengan beberapa kekuatan disekitarnya, seperti Yunani. Namun secara historis Kartago memiliki hubungan yang baik dengan Roma, hal ini dibuktikan dengan beberapa perjanjian dagang yang disepakati antara Kartago dan Roma.

Pada 264 SM, Roma memutuskan untuk campur tangan dalam sebuah perselisihan di pantai barat pulau Sisilia yang melibatkan sebuah serangan oleh tentara dari kota Syracuse melawan kota Messina. Sementara itu disisi lain Kartagi mendukung Syracuse, sedangkan Roma mendukung Messina, dan perselisihan tersebut berujung menjadi konflik antara Kartago dengan Roma serta perebutan kontrol terhadap Sisilia.

Untuk menghadapi Angkatan Laut Kartago yang kuat, Romawi kemudian membangun seluruh armada lautnya selama 20 tahun. Angkatan Laut Romawi mencetak kemenangan pertama di laut atas Kartago pada tahun 260 Sm di Mylae. Dan kemenangan besar dalam Pertempuran Ecnomus di 256 SM.


Meskipun invasi ke Afrika Utara pada tahun yang sama berakhir dengan kekalahan, Roma menolak untuk menyerah dan melakukan kembali pertempuran laut pada tahun 241 SM dan memenangkannya. Dengan modernisasi angkatan lautnya, Romawi kemudian berhasil menjadikan Sisilia sebagai wilayah kekuasaan Romawi pertama di luar wilayah kekuasaan sebelumnya.


Perang Punisia Kedua (218-201 S.M.)

Lukisan oleh Giulio Romano yang menggambarkan kekuatan pasukan Hanibal. Foto: acidhistory

Selama dekade berikutnya, Roma mengambil alih kendali Corsica dan Sardinia juga, namun Kartago mampu membangun basis pengaruh baru di Spanyol pada tahun 237 SM, di bawah kepemimpinan Elizell Barca yang kuat dan, kemudian, putranya Hasdrubal.

Sebelum kematian Hasdrubal di tahun 221 SM, Hanibal yang masik kecil bersumpah atas nama keluarga untuk menghancurkan Roma ketika ia masih kecil. Setelah kematian Hasdrubal di tahun 221 SM, Hannibal memimpin pasukan Kartagi di Spanyol. Dua tahun kemudian, dia membawa pasukannya melintasi Sungai Ebro ke Saguntum, sebuah kota Iberia di bawah perlindungan Romawi, yang secara efektif mengumumkan perang terhadap Roma.

Perang Punis Kedua mencatatkan Hannibal dan pasukannya yang terdiri dari 90.000 infanteri, 12.000 kavaleri dan sejumlah gajah berbaris dari Spanyol melintasi Pegunungan Alpen dan ke Italia, di mana mereka mencetak serangkaian kemenangan atas pasukan Romawi di Ticinus, Trebia dan Trasimene.

Penyerbuan Hannibal terhadap Roma mencapai puncaknya di Cannae pada tahun 216 SM, di mana dia menggunakan kekuatan penuh kavalerinya untuk mengelilingi tentara Romawi dengan jumlah pasukan Kartago yang dua kali lebih besar dan menimbulkan korban yang besar di pihak Romawi.


Orang Romawi kemudian dapat membalikan keadaan, dan orang-orang Kartago kehilangan hegemoni di Italia saat Roma meraih kemenangan di Spanyol dan Afrika Utara di bawah Publius Cornelius Scipio. Pada tahun 203 SM, pasukan Hannibal terpaksa meninggalkan pertempuran di Italia untuk membela Afrika Utara, dan pada tahun berikutnya, tentara Scipio mengusir orang Kartago di Zama.

Kekalahan Hannibal dalam Perang Punis Kedua mengakhiri kekuasaan Kartagi di Mediterania barat, membuat Roma menguasai Spanyol dan menyisakan wilayah Kartago di Afrika Utara. Kartago juga terpaksa menyerahkan armadanya dan membayar ganti rugi perang yang cukup besar kepada Roma.


Perang Punisia Ketiga (149-146 S.M.)

Orang Romawi menghancurkan Kartago. Foto: crystalinks.com

Perang Punisia Ketiga, merupakan konflik yang bermula ketika Cato the Elder yang merupakan anggota dari Sentat Romawi berusaha meyakinkan parlemen bahwa Kartago merupakan sebuah ancaman bagi supermasi bagi kekuasaan Romawi meskipun tengah dalam keadaan lemah, sehingga menyerukan untuk memasukan Kartago dalam kekuasaan Romawi.

Pada tahun 149 SM, setelah Kartago melanggar perjanjiannya dengan Roma dengan mengumumkan perang melawan negara tetangga Numidia, Romawi mengirim tentara ke Afrika Utara, memulai Perang Punis Ketiga.

Kartago berhasil menahan pengepungan Romawi selama dua tahun hingga pada akhirya pasukan Romawi kemudian dipimpin oleh Jenderal Scipio Aemilianus yang bertanggung jawab atas kampanye militer diAfrika Utara di 147 SM.

Setelah memperkuat posisi Romawi di sekitar Kartagi, Aemilianus melancarkan serangan kuat ke sisi pelabuhan Kartago pada musim semi tahun 146 SM, memasuki kota tersebut dan menghancurkan rumah demi rumah sambil mendorong pasukan Kartago memasuki benteng mereka.

Setelah tujuh hari mengalami pertumpahan darah yang mengerikan, orang-orang Kartago kemudian menyerah. Kota Kartago pada akhirnya lenyap setelah bertahan selama 700 tahun. Sekitar 50.000 warga yang tersisa kemudian diperjualbelikan sebagai budak.

Pada tahun 146 SM, pasukan Romawi juga bergerak ke timur untuk mengalahkan Raja Philip V dari Makedonia dalam Perang Macedonia. Romawi kemudian menjadi kerajaan terbesar dengan kekuasaan terbentang dari pantai Atlantik Spanyol ke perbatasan antara Yunani dan Asia Kecil.


Pertempuran Jutlandia 1916

Battle of Jutland 1916 ilustrated by: Royal Navy

Harian Sejarah -Pertempuran Jutlandia atau Pertempuran Skagerrak (Inggris: The Battle of Jutland atau Battle of Skagerrak) adalah sebuah pertempuran angkatan laut yang dilakukan oleh Armada Laut Inggris di bawah Laksamana Sir John Jellicoe, melawan Armada Laut Tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jerman di bawah Wakil Laksamana Reinhard Scheer selama Perang Dunia Pertama.

Pada tanggal 31 Mei 1916, sebuah kapal Angkatan Laut Inggris yang dikomandani oleh Laksamana Muda David Beatty menghadapi sebuah skuadron kapal Jerman, yang dipimpin oleh Laksamana Franz von Hipper, sekitar 75 mil dari pantai Denmark. Keduanya kemudian saling tembak satu sama lain. Pertempuran laut ini merupakan awal pertempuran angkatan laut terbesar Perang Dunia I, yaitu Pertempuran Jutlandia.

Setelah Pertempuran Dogger Bank pada bulan Januari 1915, Angkatan Laut Jerman memilih untuk tidak menghadapi Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang memiliki jumlah yang lebih banyak selama lebih dari satu tahun. Jerman lebih memilih untuk mengistirahatkan kapal-kapalnya di laut dan bergantung pada kapal selam U-boat yang mematikan.

Pada bulan Mei 1916, sebagian besar Armada Besar Inggris berlabuh di Scapa Flow, di lepas pantai utara Skotlandia, komandan Armada Laut Tinggi Jerman, Wakil Laksamana Reinhard Scheer, meyakini bahwa hal tersebut merupakan momen untuk menghancurkan Armada Laut Inggris. Scheer kemudian memerintahkan 19 kapal selam U-boat untuk memposisikan diri mereka untuk bersiap melakukan serangan di kota pesisir Laut Utara Sunderland.

Cuaca buruk membuat Scheer harus membatalkan serangan tersebut. Scheer kemudian berlayar ke ke utara, ke Skagerrak, sebuah jalur air yang terletak di antara Norwegia dan utara Denmark dengan alih-alih keperluan membeli kapal 24 kapal perang, 5 kapal penjelajah tempur, 11 kapal penjelajah ringan, dan 63 kapal perusak.

Scheer kemudian bersama armadanya bergerak menuju luar Semenanjung Jutlandia, di mana mereka bisa menyerang kepentingan pengiriman Sekutu dan meninju sebuah celah dalam blokade Inggris yang ketat.

Namun, tanpa sepengetahuan Scheer, unit intelijen Inggris telah memecahkan kode-kode Jerman dan memperingatkan komandan Armada Inggris, Laksamana John Rushworth Jellicoe, tentang niat Scheer. Akhirnya pada 30 Mei, armada Inggris dikerahkan dengan komposisi 28 kapal perang, 9 kapal penjelajah perang, 34 kapal penjelajah ringan dan 80 kapal perusak yang berangkat dari Scapa Flow, menuju posisi di Skagerrak.

Pada tanggal 31 Mei, Beatty, yang memimpin skuadron Inggris, melihat kapal perang Hipper. Karena setiap skuadron bermanuver ke selatan untuk memperbaiki posisinya, tembakan dilesatkan. Kedua belah pihak kemudian saling balas melepaskan tembakan sampai siang hari.

Skadron Laut 5 Inggris dalam Pertempuran Jutlandia 1916. Foto: britishbattles.com

Tahap awal pertempuran berlangsung selama 55 menit, di mana dua kapal penjelajah perang Inggris, Indefatigable dan Queen Mary hancur, menewaskan lebih dari 2.000 pelaut. Pukul 4:43, skuadron Hipper bergabung dengan sisa armada Jerman, yang dipimpin oleh Scheer. Beatty terpaksa melawan tindakan penundaan selama satu jam berikutnya, sampai Jellicoe bisa tiba bersama anggota Armada lainnya.

Dengan kedua armada yang berhadapan secara keseluruhan, pertempuran besar strategi angkatan laut dimulai di antara keempat komandan, terutama antara Jellicoe dan Scheer. Ketika bagian dari dua armada terus saling terkait sepanjang malam dan pagi hari tanggal 1 Juni, Jellicoe menggerakkan 96 kapal Inggris membentuk formasi V mengelilingi 59 kapal Jerman.

Pertempuran Jutland atau Pertempuran Skagerrak, seperti yang diketahui orang-orang Jerman melibatkan 100.000 orang di atas kapal sebanyak 250 kapal selama 72 jam. Orang-orang Jerman, mengklaimnya sebagai pemenang dalam pertempuran tersebut, setelah armada Inggris melarikan diri.

Awalnya pers Inggris setuju, tapi sebenarnya tidak begitu jelas. Angkatan Laut Jerman kehilangan 11 kapal, termasuk sebuah kapal perang dan sebuah kapal penjelajah perang, dan menderita 3.058 korban; Inggris mengalami kerugian lebih berat, dengan 14 kapal tenggelam, termasuk tiga kapal penjelajah perang, dan 6.784 korban jiwa.


Soekarno Dikuasai oleh Komunis?

Soekarno sedang mengabadikan potret D.N. Aidit (Pemimpin Partai Komunis Indonesia) 1965. Foto: Brilio

Harian Sejarah - Soekarno dalam otobiografinya, Bung Karno, Penyambung Lida hRakyat Indonesia (1965) menjelaskan mengenai pribadinya. Sukarno dengan kata-katanya sendiri menjelaskan banyak hal, bahkan seputar komunisme dan dirinya.
.
�Soekarno adalah seorang individualis. Manusia yang congkak dengan suara batin yang menyala-nyala, manusia yang mengakui bahwa ia mencintai dirinya sendiri tidak mungkin menjadi satelit yang melekat pada bangsa lain. Soekarno tidak menghambakan diri pada dominasi kekuasaan manapun juga. Dia tidak mungkin menjadi boneka.�
.
�Bukankah Komunisme dan Soekarnoisme mempunyai perbedaan-perbedaan ideologis? Jadi aku tidak mungkin menjadi seorang Komunis!�
.
�Banyak orang komunis, yang tulang-belulangnya berserakan dalam kuburan-kuburan yang tak dikenal di Digul, adalah pejuang-pejuang kemerdekaan yang ulung. Sampai sekarang orang komunis tetap menjadi pejuang besar. Mereka senantiasa di belakang Soekarno. Apakah Barat menyarankan supaya aku menghancurkan mereka, sementara golongan kanan yang fanatik mencoba membunuhku?�
.
�Komunisme dapat diperangi dengan pikiran sehat, bukan dengan pikiran latah. Akan tetapi barat tidak mau tahu dengan adanya jalan tengah.�
.
Kepada Cindy Adams tersebut, Soekarno mengutip pertanyaan jurnalis Barat yang pernah ditujukan kepadanya: �Apakah tuan ingin dikuasai oleh Komunis?�
.
Soekarno pun menjawab: �Tidak� dan kami pun tidak ingin dikuasai oleh Tuan-tuan! Di pihak Rusia setidak-tidaknya, mereka tidak memaki-maki kami apabila kami tersenyum manis kepada Amerika! Akan tetapi, betapapun pandangan dunia luar, maka terhadap persoalan apakah aku akan dapat menjadi komunis atau tidak, jawabnya ialah Tidak. T-I-D-A-K!

Kutipan Pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945

Presiden Sukarno saat melawat ke Amerika Serikat 1950an. Foto: Kepustakaan Presiden Perpusnas

Harian Sejarah - Kedepannya setiap tanggal 1 Juni kita akan memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai peringatan dan hari libur nasional. Hal tersebut dipertegas oleh pemerintah dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pancasila. 

Hari lahir Pancasila mengacu pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei-1 Juni 1945. Pada hari itu Muhammad Yamin, Soepomo, kemudian Sukarno memaparkan gagasan mengenai dasar negara..


Istilah Pancasila baru diperkenalkan oleh Sukarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Tetapi masih ada proses selanjutnya yakni menjadi Piagam Jakarta (Jakarta Charter) pada 22 Juni 1945 dan juga penetapan Undang-undang Dasar yang juga finalisasi Pancasila pada 18 Agustus 1945.

"Berikut ini kutipan pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945"

...Kesinilah kita semua harus menuju: mendirikan satu Nationale staat, diatas kesatuan bumi Indonesia dari Ujung Sumatera sampai ke Irian. Saya yakin tidak ada satu golongan diatara tuan-tuan yang tidak mufakat, baik Islam maupun golongan yang dinamakan �golongan kebangsaan". Kesinilah kita harus menuju semuanya.

Saudara-saudara, jangan orang mengira bahwa tiap-tiap negara merdeka adalah satu nationale staat! Bukan Pruisen, bukan Beieren, bukan Sakssen adalah nationale staat, tetapi seluruh Jermanialah satu nationale staat. Bukan bagian kecil-kecil, bukan Venetia, bukan Lombardia, tetapi seluruh Italialah, yaitu seluruh semenanjung di Laut Tengah, yang diutara dibatasi pegunungan Alpen, adalah nationale staat. Bukan Benggala, bukan Punjab, bukan Bihar dan Orissa, tetapi seluruh segi-tiga Indialah nanti harus menjadi nationale staat.

Demikian pula bukan semua negeri-negeri di tanah air kita yang merdeka di jaman dahulu, adalah nationale staat. Kita hanya 2 kali mengalami nationale staat, yaitu di jaman Sri Wijaya dan di zaman Majapahit. Di luar dari itu kita tidak mengalami nationale staat. Saya berkata dengan penuh hormat kepada kita punya raja-raja dahulu, saya berkata dengan beribu-ribu hormat kepada Sultan Agung Hanyokrokoesoemo, bahwa Mataram, meskipun merdeka, bukan nationale staat. Dengan perasaan hormat kepada Prabu Siliwangi di Pajajaran, saya berkata, bahwa kerajaannya bukan nationale staat. Dengan persaan hormat kepada Prabu Sultan Agung Tirtayasa, berkata, bahwa kerajaannya di Banten, meskipun merdeka, bukan satu nationale staat. Dengan perasaan hormat kepada Sultan Hasanoedin di Sulawesi yang telah membentuk kerajaan Bugis, saya berkata, bahwa tanah Bugis yang merdeka itu bukan nationale staat.

Nationale staat hanya Indonesia  seluruhnya,  yang telah berdiri dijaman Sri Wijaya dan Majapahit dan yang kini pula kita harus dirikan bersama-sama. Karena itu, jikalau tuan-tuan terima baik, marilah kita mengambil sebagai dasar Negara yang pertama: Kebangsaan Indonesia . Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa,
bukan kebangsaan Sumatera, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali, atau lain- lain,tetapi k e b a n g s a a n  I n d o n e s i a, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat.

Maaf, Tuan Lim Koen Hian, Tuan tidak mau akan kebangsaan? Di dalam pidato Tuan, waktu ditanya sekali lagi oleh Paduka Tuan fuku-Kaityoo, Tuan menjawab: �Saya tidak mau akan kebangsaan".

Lim Koen Hian: Bukan begitu. Ada sambungannya lagi.

Soekarno : Kalau begitu, maaf, dan saya mengucapkan terima kasih, karena tuan Lim Koen Hian pun menyetujui dasar kebangsaan. Saya tahu, banyak juga orang-orang Tionghoa klasik yang tidak mau akan dasar kebangsaan, karena mereka memeluk faham kosmopolitisme, yang mengatakan tidak ada kebangsaan, tidak ada bangsa. Bangsa Tionghoa dahulu banyak yang kena penyakit kosmopolitisme, sehingga mereka berkata bahwa tidak ada bangsa
Tionghoa, tidak ada bangsa Nippon, tidak ada bangsa India, tidak ada bangsa Arab, tetapi semuanya �menschheid",�peri kemanusiaan". Tetapi Dr. Sun Yat Sen bangkit, memberi pengajaran kepada rakyat Tionghoa, bahwa  a d a         kebangsaan Tionghoa! Saya mengaku, pada waktu saya berumur 16 tahun, duduk di bangku sekolah H.B.S. diSurabaya, saya dipengaruhi oleh seorang sosialis yang bernama A. Baars, yang memberi pelajaran
kepada saya, - katanya: jangan berfaham kebangsaan, tetapi berfahamlah rasa kemanusiaan sedunia, jangan mempunyai rasa kebangsan sedikitpun. Itu terjadi pada tahun 17. Tetapi pada tahun 1918, alhamdulillah, ada orang lain yang memperingatkan saya, - ialah Dr SunYat Sen! Di dalam tulisannya �San Min Chu I" atau �The Three
People�s Principles", saya mendapat pelajaran yang membongkar kosmopolitisme yang diajarkan oleh A. Baars itu. Dalam hati saya sejak itu tertanamlah rasa kebangsaan, oleh pengaruh �The Three People"s Principles" itu.

Maka oleh karena itu, jikalau seluruh bangsa Tionghoa menganggap Dr. Sun Yat Sen sebagai penganjurnya, yakinlah, bahwa Bung Karno juga seorang Indonesia yang dengan perasaan hormat-sehormat-hormatnya merasa berterima kasih kepada Dr. Sun Yat Sen, - sampai masuk kelobang kubur.        (Anggauta-anggauta Tionghoa bertepuk tangan).

Saudara-saudara. Tetapi ........  tetapi ........... memang prinsip kebangsaan ini ada BAHAYANYA! Bahayanya ialah mungkin orang meruncingkan nasionalisme menjadi chauvinisme, sehingga berfaham �Indonesia uber Alles". Inilah
bahayanya! Kita cinta tanah air yang satu, merasa berbangsa yang satu, mempunyai bahasa yang satu. Tetapi Tanah Air kita Indonesia hanya satu bahagian kecil saja dari pada dunia! Ingatlah akan hal ini!

Gandhi berkata: �Saya seorang nasionalis, tetapi kebangsaan saya adalah perikemanusiaan �My nationalism is humanity". Kebangsaan      yang kita anjurkan bukan kebangsaan yang menyendiri, bukan chauvinisme, sebagai dikobar-kobarkan orang di Eropah, yang mengatakan�Deutschland uber Alles", tidak ada yang setinggi Jermania, yang katanya, bangsanya minulyo, berambut jagung dan bermata biru, �bangsa Aria", yang dianggapnya tertinggi diatas dunia, sedang bangsa lain-lain tidak ada harganya. Jangan kita berdiri di atas azas demikian, Tuan-tuan, jangan berkata, bahwa bangsa Indonesialah yang terbagus dan termulya, serta meremehkan bangsa lain. Kita harus menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia.

Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia Merdeka, tetapi kita harus menuju pula  kepada kekeluargaan bangsa-bangsa. Justru inilah prinsip saya yang kedua. Inilah filosofisch principe yang nomor dua, yang
saya usulkan kepada Tuan-tuan, yang boleh saya namakan �internasionalisme".

Tetapi jikalau saya katakan internasionalisme, bukanlah saya bermaksud  kosmopolitisme, yang tidak mau adanya kebangsaan, yang mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma, tidak ada Inggris, tidak ada Amerika, dan lain-lainnya.

Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman- sarinya internasionalisme. Jadi, dua hal ini, saudara-saudara, prinsip 1 dan prinsip 2, yang pertama-tama saya usulkan kepada tuan-tuan sekalian, adalah bergandengan erat satu sama lain.

Kemudian, apakah dasar yang ke-3? Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara �semua buat semua", �satu buat semua, semua buat satu". Saya yakin syarat terkuat untuk Indonesia adalah permusyawaratan perwakilan.

Untuk pihak Islam, inilah tempat yang terbaik untuk memelihara agama. Kita, sayapun, adalah orang Islam, -- maaf beribu-ribu maaf, keislaman saya jauh belum sempurna,  -- tetapi kalau saudara-saudara membuka saya punya dada, dan melihat saya punya hati, tuan-tuan akan dapati tidak lain tidak bukan hati Islam.

Dan hati Islam Bung karno ini, ingin membela Islam dalam mufakat, dalam permusyawaratan. Dengan cara mufakat, kita perbaiki segala hal, juga keselamatan agama, yaitu dengan jalan pembicaraan atau permusyawaratan di dalam Badan Perwakilan Rakyat.

Apa-apa yang belum memuaskan, kita bicarakan di dalam permusyawaratan. Badan perwakilan, inilah tempat kita untuk mengemukakan tuntutan-tuntutan Islam. Disinilah kita usulkan kepada pemimpin-pemimpin rakyat, apa-apa yang kita rasa perlu bagi perbaikan. Jikalau memang kita rakyat Islam, marilah kita bekerja sehebat-hebatnya,
agar-supaya sebagian yang terbesar dari pada kursi-kursi badan perwakilan Rakyat yang kita adakan, diduduki oleh utusan Islam.Jikalau memang rakyat Indonesia rakyat yang bagian besarnya rakyat Islam, dan jikalau memang Islam disini agama yang hidup berkobar-kobar didalam kalangan rakyat, marilah kita pemimpin-pemimpin menggerakkan segenap rakyat itu, agar supaya mengerahkan sebanyak mungkin utusan- utusan Islam ke dalam badan perwakilan ini. Ibaratnya badan perwakilan Rakyat 100 orang anggautanya, marilah kita bekerja, bekerja sekeras-kerasnya, agar supaya 60,70, 80, 90 utusan yang duduk dalam perwakilan rakyat ini orang Islam, pemuka-pemuka Islam. dengan sendirinya hukum-hukum yang keluar dari badan perwakilan rakyat itu, hukum Islam pula. Malahan saya yakin, jikalau hal  yang demikian itu nyata terjadi, barulah boleh dikatakan bahwa agama Islam benar-benar  h i d u p  di dalam jiwa rakyat, sehingga 60%, 70%, 80%, 90% utusan adalah orang Islam, pemuka-pemuka Islam,
ulama-ulama Islam. Maka saya berkata, baru jikalau demikian, baru jikalau demikian, Hiduplah Islam Indonesia, dan bukan Islam yang hanya diatas bibirsaja. Kita berkata, 90% dari pada kita beragama Islam, tetapi lihatlah didalam sidang ini berapa % yang memberikan suaranya kepada Islam? Maaf seribu maaf, saya tanya hal itu! Bagi saya hal
itu adalah satu bukti, bahwa Islam belum hidup sehidup-hidupnya di dalam kalangan rakyat. Oleh karena itu, saya minta kepada saudara-saudara sekalian, baik yang bukan Islam, maupun terutama yang Islam, setujuilah prinsip nomor 3 ini, yaitu prinsip permusyawaratan, perwakilan.

Dalam perwakilan nanti ada perjoangan sehebat-hebatnya. Tidak ada satu staat yang hidup betul-betul hidup, jikalau di dalam badan-perwakilannya tidak seakan-akan bergolak mendidih kawah Candradimuka, kalau tidak ada perjoangan faham di dalamnya. Baik di dalam staat Islam, maupun di dalam staat Kristen, perjoangan selamanya ada. Terimalah prinsip nomor 3, prinsip mufakat, prinsip perwakilan rakyat!

Di dalam perwakilan rakyat saudara-saudara islam dan saudara-saudara kristen bekerjalah sehebat- hebatnya. Kalau misalnya orang Kristen ingin bahwa tiap-tiap letter di dalam peraturan-peraturan negara Indonesia harus menurut Injil, bekerjalah mati- matian, agar suapaya sebagian besar dari pada utusan-utusan yang masuk badan
perwakilan Indonesia ialah orang kristen, itu adil,       - fair play!. Tidak ada satu negara boleh dikatakan negara hidup, kalau tidak ada perjoangan di dalamnya. Jangan kira di Turki tidak ada perjoangan. Jangan kira dalam negara Nippon tidak ada pergeseran pikiran. Allah subhanahuwa Ta�ala memberi pikiran kepada kita, agar supaya dalam
pergaulan kita sehari-hari, kita selalu bergosok, seakan-akan menumbuk membersihkan gabah, supaya keluar dari padanya beras, dan beras akan menjadi nasi Indonesia yang sebaik-baiknya. Terimalah saudara-saudara, prinsip nomor 3, yaitu prinsip permusyawaratan

Prinsip No. 4 sekarang saya usulkan, Saya di dalam 3 hari ini belum mendengarkan prinsip itu, yaitu prinsip  Kesejahteraan , prinsip ketidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka.  Saya katakan tadi: prinsipnya San Min Chu I ialah Mintsu, Min Chuan, Min Sheng: nationalism, democracy,  sosialism. Maka prinsip kita harus: Apakah kita mau Indonesia Merdeka, yang kaum kapitalnya merajalela, ataukah yang semua rakyat sejahtera, yang semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang-pangan kepadanya? Mana yang kita pilih, saudara- saudara? Jangan saudara kira, bahwa kalau Badan Perwakilan Rakyat sudah ada, kita dengan sendirinya sudah mencapai kesejahteraan ini. Kita sudah lihat, di negra-negara Eropah adalah Badan Perwakilan, adalah parlementaire democracy. Tetapi tidakkah
di Eropah justru kaum kapitalis merajalela?

Di Amerika ada suatu badan perwakilan rakyat, dan tidakkah di Amerika kaum kapitalis merajalela? Tidakkah di seluruh benua Barat kaum kapitalis merajalela? Padahal ada badan perwakilan rakyat! Tak lain tak bukan sebabnya, ialah oleh karena badan- badan perwakilan rakyat yang diadakan disana itu, sekedar menurut resepnya Franche
Revolutie. Tak lain tak bukan adalah yang dinamakan democratie disana itu hanyalah  politik demokrasi saja; semata-mata tidak ada sociale rechtvaardigheid, -- tak ada keadilan sosial,  tidak ada ekonomi demokrasi sama sekali.

Saudara-saudara, saya ingat akan kalimat seorang pemimpin Perancis, Jean Jaures, yang menggambarkan politieke democratie. �Di dalam Parlementaire Democratie, kata Jean Jaures, di dalam Parlementaire Democratie, tiap-tiap orang mempunyai hak sama. Hak p o l i t i e k  yang sama, tiap orang boleh memilih, tiap-tiap orang boleh masuk di dalam parlement. Tetapi adakah Sociale rechtvaardigheid, adakah kenyataan kesejahteraan di kalangan rakyat?"  Maka oleh karena itu Jean Jaures berkata lagi:  �Wakil kaum buruh yang  mempunyai hak  p o l i t i e k  itu, di dalam Parlement dapat menjatuhkan minister.

Ia seperti Raja! Tetapi di dalam dia punya tempat bekerja, di dalam paberik,  - sekarang ia menjatuhkan minister, besok dia dapat dilempar keluar ke jalan raya, dibikin werkloos, tidak dapat makan suatu apa".

Adakah keadaan yang demikian ini yang kita kehendaki? Saudara-saudara, saya usulkan: Kalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hidup, yakni  p o l i ti e k - e c o m i s c h e democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial!  Rakyat Indonesia sudah lama bicara tentang hal ini. Apakah yang dimaksud dengan Ratu          Adil? Yang dimakksud dengan faham Ratu Adil, ialah sociale rechtvaardigheid. Rakyat ingin sejahtera. Rakyat yang tadinya merasa dirinya kurang makan kurang pakaian,
menciptakan dunia-baru yang di dalamnya a d a keadilan di bawah pimpinan Ratu Adil.

Maka oleh karena itu, jikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat mencinta rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale rechtvaardigheid ini, yaitu bukan saja persamaan  p o l i t i e k,  saudara-saudara, tetapi pun di atas lapangan  e k o n o m i kita harus mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama yang sebaik-baiknya.

Saudara-saudara, badan permusyawaratan yang kita akan buat, hendaknya bukan badan permusyawaratan politieke democratie saja, tetapi badan yang      bersama dengan masyarakat dapat mewujudkan dua prinsip: politieke rechtvaardigheid dan sociale rechtvaardigheid.

Kita akan bicarakan hal-hal ini bersama-sama,saudara-saudara, di dalam badan permusyawaratan. Saya ulangi lagi, segala hal akan kita selesaikan, segala hal! Juga di dalam urusan kepada negara, saya terus terang, saya tidak akan memilih monarchie. Apa sebab? Oleh karena monarchie �vooronderstelt erfelijkheid",  - turun-temurun. Saya
seorang Islam, saya demokrat karena saya orang Islam, saya meng-hendaki mufakat, maka saya minta supaya tiap-tiap kepala negara pun dipilih. Tidakkah agama Islam mengatakan bahwa kepala-kepala negara, baik kalif, maupun Amirul mu�minin, harus dipilih oleh Rakyat? Tiap-tiap kali kita mengadakan kepala negara, kita pilih. Jikalau
pada suatu hari Ki Bagus Hadikoesoemo misalnya, menjadi kepala negara Indonesia, dan mangkat, meninggal dunia, jangan anaknya Ki Hadikoesoemo dengan sendirinya, dengan automatis menjadi pengganti Ki Hadikoesoemo. Maka oleh karena itu saya tidak mufakat kepada prinsip monarchie itu.

Saudara-saudara, apakah prinsip ke-5? Saya telah mengemukakan 4 prinsip:

1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme,  -  atau peri-kemanusiaan.
3. Mufakat,   - atau demukrasi.
4. Kesejahteraan sosial.

Prinsip yang kelima hendaknya: Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Prinsip  K e t u h a n a n ! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad s.a.w., orang Buddha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada �egoisme-agama".

Dan hendaknya  N e g a r a  Indonesia satu  N e g a r a          yang bertuhan! Marilah kita amalkan, jalankan agama, baik Islam, maupun Kristen, dengan cara yang be r k e a d a b a n . Apakah cara yang berkeadaban itu? Ialah hormat menghormati satu sama lain. (Tepuk tangan sebagian hadlirin).

Nabi Muhammad s.a.w. telah memberi bukti yang cukup tentang verdraagzaamheid, tentang menghormati agama- agama lain. Nabi Isa pun telah menunjukkan verdraagzaamheid. Marilah kita di dalam Indonesia Merdeka yang kita susun ini, sesuai dengan itu, menyatakan: bahwa prinsip kelima dari pada Negara kita, ialah  Ketuhanan yang Berkebudayaan , Ketuanan yang berbudi pekerti yang luhur, Ketuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain. Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara-saudara menyetujui bahwa Negara Indonesia Merdeka berazaskan Ketuhanan Yang Maha Esa!

Disinilah, dalam pangkuan azas yang kelima inilah, saudara- saudara, segenap agama yang ada di Indonesia sekarang ini, akan mendapat tempat yang sebaik-baiknya. Dan Negara kita akan bertuhan pula! Ingatlah, prinsip ketiga, permufakatan, perwakilan, disitulah tempatnya kita mempropagandakan idee kita masing-masing dengan cara yang berkebudayaan!

Saudara-saudara! �Dasar-dasar Negara" telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat disini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan d a s a r. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan. Kita mempunyai Panca
Inderia. Apa lagi yang lima bilangannya?

Seorang yang hadir: Pendawa lima.

Soekarno: Pendawapun lima orangya. Sekarang banyaknya prinsip; kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ketuhanan, lima pula bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi - saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah PANCASILA.  Sila artinya  azas  atau d a s a r,
dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.
(Tepuktangan riuh).

Orang Samaria yang Murah Hati

Ilustrasi: providencemag.com

Harian Sejarah - Orang Samaria yang murah hati dalam bahasa Inggris: The Good Samaritan, merupakan perumpamaan yang ditujukan pada kisah yang terdapat dalam Lukas 10:25-37. Perumpamaan ini tergambarkan dari kisah yang mengangkat cinta kasih yang tidak membeda-bedakan. Cinta kasih ini pun bahkan ditujukan kepada orang yang dibenci sekalipun.

Kisah ini bercerita tentang orang Samaria yang menolong seorang saudagar Yahudi yang dirampok. Padahal orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh Yahudi.

"Yesus mengisahkan cerita ini kepada seorang ahli Taurat yang menanyakan kepadanya, apa yang harus diperbuatnya untuk mendapatkan hidup kekal.

Maka ujar Yesus sambil kata-Nya, "Bahwa adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; maka jatuhlah ia ke tangan penyamun, yang merampas pakaiannya serta memukul dia, lalu pergi meninggalkan dia hampir mati. Kebetulan turunlah dengan jalan itu juga seorang imam; apabila dilihatnya dia, maka menyimpanglah ia melintas dia.

Sedemikianpun seorang suku bangsa Lewi, apabila sampai ke tempat itu serta terpandang akan dia, maka menyimpanglah ia melintas dia. Tetapi seorang Samaria, yang sedang berjalan datang ke tempat ia terhantar; apabila terpandang akan dia, maka jatuhlah kasihannya, lalu ia menghampiri dia serta membebatkan lukanya, sambil menuang minyak dan air anggur ke atasnya; setelah itu ia pun menaikkan dia ke atas keledainya sendiri, lalu membawa dia ke rumah tumpangan, serta membela dia. Pada keesokan harinya dikeluarkannya dua dinar, diberikannya kepada tuan rumah tumpangan itu sambil katanya: Belakanlah dia, dan barang apa yang engkau belanjakan lebih daripada itu aku ganti, apabila aku datang kembali."



Lukas 10: 25-37

25. Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

26. Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"

27. Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

28. Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."

29. Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"

30. Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.

31. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

32. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.

33. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

34. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

35. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.

36. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"

37. Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Selasa, 30 Mei 2017

Al-Kindi, Filsuf Islam Pertama

Al-Kindi dan matematika. Foto: Ajib.fr

Harian Sejarah - Di antara sederet buah pikirnya dituangkan dalam risalah-risalah pendek yang tak lagi ditemukan. Karya-karya yang dihasilkannya menunjukkan bahwa Al-Kindi adalah seorang yang berilmu pengetahuan yang luas dan dalam.

Ratusan karyanya itu dipilah ke berbagai bidang, seperti filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, dialektika, psikologi, politik dan meteorologi.

Bukunya yang paling banyak adalah geometri sebanyak 32 judul. Filsafat dan kedokteran masing-masing mencapai 22 judul. Logika sebanyak sembilan judul dan fisika 12 judul.

Buah pikir yang dihasilkannya begitu berpengaruh terhadap perkembangan peradaban Barat pada abad pertengahan. Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa. Buku-buku itu tetap digunakan selama beberapa abad setelah ia meninggal dunia.

Nama Al-Kindi dikenal sebagai filsuf Muslim pertama. Al Kindi merupakan Muslim pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Hingga abad ke-7 M, filsafat masih didominasi orang Kristen Suriah.

Al-Kindi dikenal karena menterjemahkan karya-karya filsafat Yunani, namun dia juga menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Salah satu kontribusinya yang besar adalah menyelaraskan filsafat dan agama.

Ketika Khalifah Al-Mu'tasim berakhir dan tampuk kepemimpin beralih ke Al-Watiq dan Al-Mutawakkil, peran Al-Kindi semakin dipersempit. Namun, tulisan kaligrafinya yang menawan sempat membuat Khalifah kepincut. Khalifah Al-Mutawakkil kemudian mendapuknya sebagai ahli kaligrafi istana meskipun tak berlangsung lama.

Ketika Khalifah Al-Mutawakkil tak lagi menggunakan paham Muktazilah sebagai aliran pemikiran resmi kerajaan, Al-Kindi tersingkir. Ia dipecat dari berbagai jabatan yang sempat diembannya. Jabatannya sebagai guru istana pun diambil alih ilmuwan lain yang tak sepopuler Al-Kindi.

Al Kindi dalam perangko Suriah. Foto: Pinterest

Sebagai penggagas filsafat murni dalam dunia Islam, Al-Kindi memandang filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang mulia. Sebab, melalui filsafatlah, manusia bisa belajar mengenai sebab dan realitas Ilahi yang pertama dan merupakan sebab dari semua realitas lainnya.

Baginya, filsafat adalah ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan. Filsafat, dalam pandangan Al-Kindi bertujuan untuk memperkuat agama dan merupakan bagian dari kebudayaan Islam.

Tulisan: Heri Ruslan dalam Republika, 03 Juli 2012. Ilmuwan Muslim: Al-Kindi, Filsuf Islam Pertama

Al-Kindi dan Filsafat Ketuhanan

Al-Kindi � The Transmission of Greek Metaphysics to Islamic Theology. Foto: BBC

Harian Sejarah - Pada abad ke-9 penulisan filsafat secara sistematis baru dimulai adapun pada masa sebelumnya kegiatan filosofis hanya terbatas pada penerjemahan karya-karya filsafat Yunani dan Suryani. Seorang penulis yang mengawali langkah untuk membangun tradisi penulisan filsafat tak lain adalah Al Kindi, bernama lengkap Abu Yusuf Yaqub Al-Kindi lahir di Kufah tahun 866 M.

Tak lama kemudian dia berpindah ke Baghdad yang pada masa itu menjadi ibu kota kekhalifahan Bani Abbas sebagai pusat keilmuan. Di sini ia menyelesaikan pendidikannya. Pengetahuannya mengenai kesusastraan Yunani, Persia dan India telah menganugerahinya kehormatan dan kemasyhuran selama tinggal di Baghdad.

Al Kindi dipandang sebagai filosof bangsa Arab pertama karena ia sebagai pencinta kebijaksanaan serta mempunyai metode dan penyelidikan filsafat yang tersistematis. Ia menjadi jembatan penghubung antara pendekatan intelektual dengan disiplin filsafat.

Pada masa itu teologi mu�tazilah menjadi pegangan pemerintahan Islam sehingga Al Kindi mendapat dukungan dari tiga khalifah Bani Abbas yakni Al-Ma�mun, Al-Mu�tasim, dan Al-Watsiq. Ketiga Khalifah ini mendukung total keberlangsungan belajar-mengajar serta kegiatan ilmiah, filsafat, dan sastra.

Akan tetapi pada masa pemerintahan al-Mutawakil, Al Kindi mengalami nasib buruk karena khalifah tidak menyetujui kecenderungannya terhadap paham mu�tazilah sehingga beberapa konflik terjadi seperti dipecat dari jabatannya, perebutan perpustakaan al-Kindiyah yang akhirnya kembali ditangan pemilik aslinya. Al Kindi tidak memperoleh hak-hak istimewahnya di istana.

Al-Kindi aktif terlibat dalam kegiatan penerjemahan buku-buku Yunani dan sekaligus melakukan koreksi serta perbaikan atas terjemahan orang lain. Selain itu, ia juga termasuk seorang yang kreatif dan produktif dalam kegiatan tulis-menulis. Tulisannya cukup banyak dalam pelbagai disiplin ilmu. Untuk lebih jelasnya di bawah ini dikemukakan beberapa karya Al-Kindi:
  1. Fi al-falsafat al-�Ula
  2. Kitab al-Hassi �ala Ta�allum al-Falsafat
  3. Risalat ila al-Ma�mun fi al-�illat wa Ma�lul
  4. Risalat fi Ta�lif al-A�dad
  5. Kitab al-Falsafat al-Dakhilat wa al-Masa�il al-Manthiqiyyat wa al-Mu�tashah wa ma Fauqa al-Thabi�iyyat
  6. Kammiyat Kutub Aristoteles
  7. Fi al-Nafs

Hasil tulisan Al kindi tak lepas dari hasil cerminan komitmen kuatnya pada jalan filsafat dan wacana rasional. Diantara karyanya yang paling menarik adalah risalahnya yang berjudul Al-Hatsts �ala Ta�allum Al-Falasafah (Anjuran untuk Belajar Filsafat), Fi Al-Falsafah Al-Ula (Filsafat Pertama) dan lain sebagainya. Dalam kerangka filosofis Al Kindi banyak mengikuti jejak Plato dan Aristoteles.

Filsafat Ketuhanan: Bukti Keberadaan Tuhan

Pandangan Al-Kindi tentang ketuhanan sesuai dengan ajaran Islam dan bertentangan dengan pendapat Aristoteles, Palto dan Plotinus. Berdasarkan hasil tulisan beliau dalam kitab Fi al-Falsafat al-Ula� dan Fi Wahdaniyyat Allah wa Tanahi Jirm al-Alam. Beliau berpendapat bahwa Allah adalah wujud sebenarnya, bukan berasal dari tiada menjadi ada. Allah adalah wujud yang ada dan selalu ada dan akan selamanya ada.

Allah adalah wujud sempurna dan tidak didahului wujud lain. Wujud-Nya tidak berakhir sedangkan wujud lain disebabkan wujud-Nya. Ia adalah Maha Esa yang tidak dapat dibagi-bagi dan tidak ada satupun zat yang menyamai-Nya dalam segala aspek. Ia melahirkan dan dilahirkan.

Untuk membuktikan adanya Allah, Al-Kindi mengajukan tiga argumen:
  1. Baharunya alam
  2. Keanekaragaman dalam wujud
  3. Kerapian alam

Tentang argumen baharunya alam, Al-Kindi mengemukakan argumennya bahwa tidak mungkin alam ini mempunyai permulaan waktu dan setiap yang mempunyai permulaan akan berkesudahan (mutanahi). Setiap benda ada yang menyebebabkan wujudnya dan mustahil benda itu sendiri yang menjadi sebabnya. Dengan demikian bahwa alam semesta baharu dan diciptakan dari tiada oleh yang menciptakannya, yakni Allah.

Tentang argumen yang kedua, keanekaragaman dalam wujud, Al-Kindi berargumen bahwa tidak mungkin ada keanekaragaman terjadi dengan sendirinya atau secara kebetulan, tetapi ada yang menyebabkan atau merancangnya. Sebagai penyebabnya mustahil alam itu sendiri dan jika alam yang menjadi sebab (Illat�)-nya akan terjadi tasalsul (rangkaian) yang tidak akan habis-habisnya. Dengan demikian bahwa yang menjadi penyebab harus berada diluar alam itu sendiri, yakni Zat Yang Maha Baik, Maha Mulia, yang mendahului adanya alam, yang disebut Allah Swt.

Al-Kindi menyebutkan bahwa ada dua sebab atau �illat: Pertama, sebab yang sebenarnya dan aksinya adalah ciptaan dari ketiadaan (ibda�) adalah Allah Yang Maha Esa, Pencipta Tunggal alam semesta. Kedua, sebab yang tidak sebenarnya, sebab yang menyebabkan sebab-sebab itu sendiri. Sebab ini jelas membutuhkan yang lain tanpa berkesudahan. Ia bukanlah bukanlah sebab yang menciptakan alam ini.

Tentang argumen yang ketiga, kerapian alam. Al-Kindi menegaskan bahwa alam empiris ini tidak mungkin dan terkendali begitu saja tanpa ada yang mengatur dan mengendalikannya. Pengatur dan pengendalinya tetntu yang berada diluar alam dan tidak sama dengan alam. Zat itu tidak terlihat, tetapi dapat diketahui dengan melihat fenomena atau tanda-tanda yang terdapat di alam. Zat itulah yang disebut Allah.

Demikianlah bahwa sekalipun Al-Kindi bergelut dalam dunia filsafat Yunani, ia tidak begitu saja menerima ide-ide yang ada didalamnya tetapi ia menyesuaikan dengan ajaran Islam sehingga nuansa keislaman tetap terjaga.


Rujukan:

Majid Fakhry. 2002. Sejarah Filsafat Islam, Bandung: Mizan
George N  Atiyeh, Terjm: Kasidjo Djojosuwarno. 1983. Al-Kindi Tokoh Filosof Muslim, Bandung: Pustaka
Sirajuddin Zar. 2012. Filsafat Islam dan Filsafatnya, Rajawali Press: Jakarta

Tulisan Zulfian Awaludin, Mahasiswa Filsafat Agama IAIN Syekh Nurjati Cirebon di Qureta. 28 Maret 2016. Al-Kindi dan Filsafat Ketuhanan, Pembuktian Keberadaan Tuhan

Kapal Rusia Laksamana Kuznetsov


Harian Sejarah - Kapal Laksamana Kuznetsov merupakan salah satu kapal dalam armada laut Angkatan Laut Rusia yang juga bermuatan kapal kapal penjelajah rudal berat Pyotr Velikiy, dua kapal penghancur kelas Udaloy Severomorsk, kapal Wakil Laksamana Kulakov, serta kapal-kapal pendukung lain.

Selain itu, pasukan aviasi kapal Laksamana Kuznetsov juga mendapat tambahan bantuan pesawat dari pangkalan militer Hmeimim.

Laksamana Kuznetsov adalah kapal induk yang pertama kali diluncurkan pada 1985 dan merupakan unggulan Angkatan Laut Rusia.

Dalam operasi militer kali ini, kapal induk Laksamana Kuznetsov dibantu oleh kira-kira 15 pesawat tempur Su-33 dan MiG-29K/KUB, serta 10 helikopter Ka-52K, Ka-27, dan Ka-31.

Kuznetsov. Foto: gambarkapal.com

Spesifikasi :

  • Kru: 1.960 orang
  • Berat benaman: 60 ribu ton
  • Kecepatan maksimum: 29 knot (53,71 kilometer per jam)
  • Senjata:
  • 12 rudal antikapal 4K80 Granit
  • 24 sistem peluncur rudal antipesawat Kinzhal (192 rudal)
  • 8 kompleks rudal antipesawat 3M87 Kortik (256 rudal)
  • 2 RBU-12000 Udav (60 peledak)
  • 6 senapan otomatis enam barel 30 mm AK-630
  • Pasukan udara (sesuai proyek): 26 pesawat tempur Su-27K (Su-33) atau MiG-29K, serta helikopter Ka-27 dan Ka-31
Sekarang ini Pasukan aviasi kapal induk Laksamana Kuznetsov berencana melakukan penyerangan terhadap  militan ISIS di dekat kota Aleppo, Suriah dalam waktu dekat, demikian dilaporkan media Rusia Gazeta.ru, mengutip narasumber dari Kementerian Pertahanan Rusia.

Pesawat Jet Rusia MiG-29K-KUB

Mig-29K/KUB. Foto: Jejak Tapak

Harian Sejarah - MiG-29K/KUB merupakan pesawat jet kapal induk generasi ke-4++ terbaru di antara jenis lainnya yang diproduksi secara berseri, kata Andrey Fomin, Pemimpin Redaksi Majalah Vzlyot.

�Di luar kemiripannya dengan versi darat MiG-29, pesawat ini sungguh berbeda. Perbedaan itu ada pada teknologi siluman, sistem baru pengisian bahan bakar, pelipatan sayap dan mekanisme, yang membuat pesawat ini mampu melakukan lepas-landas dan pendaratan dalam kecepatan rendah,� tutur sang pakar pada RBTH dalam sebuah wawancara.



MiG-29K memiliki badan pesawat canggih yang terbuat dari material komposit, dan sistem kontrol fly-by-wire dengan redudansi empat kali lipat.

Tangki internal pesawat ini dapat menampung 50 persen bahan bakar lebih banyak dari pendahulunya. Tiga tangki bahan bakar tambahan ditempatkan di bawah badan pesawat dan sayap. Dengan begitu, jangkauan operasional pesawat ini meningkat drastis, begitu pula muatan senjatanya. Versi darat MiG-29 dapat mengangkut beban empat ton, sementara versi kapal induk pesawat ini dapat mengangkut senjata seberat 6,5 ton. Gudang senjatanya termasuk misil jelajah anti-kapal supersonik terbaru X-31 dan X-35, serta bom udara dengan sistem pemandu televisi

MiG-29KUB


  • Tipe     Pesawat tempur pada kapal induk
  • Terbang perdana         23 Juli 1988
  • Status  Masih produksi
  • Pengguna utama          Angkatan Udara India
  • Pengguna lain  Angkatan Udara Rusia
  • Tahun produksi           2005�sekarang
  • Jumlah produksi          11
  • Acuan dasar    Mikoyan MiG-29M

Spesifikasi :


  • Kru: Satu / Dua (KUB)
  • Panjang: 17,3 m (57,76 ft)
  • Lebar sayap : 11.99 m (39,34 ft)
  • Tinggi: 4.40 m (14,44 ft)
  • Area sayap: 43 m� (462 ft �)
  • Berat Loaded: 18.550 kg (� 40.900)
  • Max. berat lepas landas : 24.500 kg (54.000 lb)
  • Powerplant : 2 � Klimov RD-33 MK afterburning turbofan , 9.000 kgf (88.3 kN , 19,800 lbf) masing-masing
  • Berat: 18.550 kg
  • Panjang: 17 m
  • Biaya per unit: 32.000.000�32.000.000 USD
  • Tipe mesin: Klimov RD-33
  • Kecepatan maksimum : Mach 2 + (2.200 km / jam, 1.370 mph) / Pada ketinggian rendah: Mach 1,2 (1.400 km / jam, 870 mph)
  • Kisaran Ferry : 2.100 km (1.240 mil) / 3.000 km (1.860 mil) dengan 3 drop tank
  • Layanan langit-langit : 17.500 m (57.400 kaki)
  • Tingkat panjat : awal 330 m / s, rata-rata 109 m / s 0�6000 m (65.000 ft / min)
  • Loading sayap : 442 kg / m� (� 90,5 / ft �)
  • Thrust / weight : 0.97
  • Pembuat: Mikoyan

Rujukan:


Senin, 29 Mei 2017

Latar Belakang Lahirnya Supersemar

Mayjen. Soeharto dibelakang Presiden Sukarno, Maret 1966. Foto: Pinterest

Pada tanggal 11 Maret 1966 di Istana Negara diadakan Sidang Kabinet Dwikora yang telah disempurnakan yang dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno dengan tujuan untuk mencari jalan keluar terbaik agar dapat menyelesaikan krisis yang memuncak secara bijak.

Ketika sidang tengah berlangsung, ajudan presiden melaporkan bahwa di sekitar istana terdapat pasukan yang tidak dikenal. Untuk menghindari segala sesuatu yang tidak diinginkan, maka Presiden Soekarno menyerahkan pimpinan sidang kepada Waperdam II (Wakil Perdana Menteri II) Dr J. Laimena.

Dengan helikopter, Presiden Soekarno didampingi Waperdam I, Dr Subandrio, dan Waperdam II Chaerul Saleh menuju Istana Bogor. Seusai sidang kabinet, Dr J. Laimena pun menyusul ke Bogor.
Tiga orang perwira tinggi yaitu Mayor Jenderal Basuki Rakhmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud menghadap Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat dan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk minta izin akan menghadap presiden. 

Tiga Perwira perumus Supersemar. Foto: 30 tahun Indonesia Merdeka 

Pada hari itu juga, tiga orang perwira tinggi sepakat untuk menghadap Presiden Soekarno di Istana Bogor dengan tujuan untuk meyakinkan kepada Presiden Soekarno bahwa ABRI khususnya AD tetap siap siaga mengatasi keadaan. Di Istana Bogor Presiden  Soekarno didampingi Dr Subandrio, Dr J. Laimena, dan Chaerul Saleh serta ketiga perwira tinggi tersebut melaporkan situasi di ibukota Jakarta. 

Mereka juga memohon agar Presiden Soekarno mengambil tindakan untuk mengatasi keadaan. Kemudian presiden mengeluarkan surat perintah yang ditujukan kepada Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan menjamin keamanan, ketenangan, dan kestabilan jalannya pemerintahan demi keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia. 

Adapun yang merumuskan surat perintah tersebut adalah ketiga perwira tinggi, yaitu Mayor Jenderal Basuki Rakhmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud bersama Brigadir Jenderal Subur, Komandan Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa. Surat itulah yang kemudian dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar.

Tindak Lanjut Supersemar

Sebagai tindak lanjut keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Letnan Jenderal Soeharto sebagai pengemban Supersemar segera mengambil tindakan untuk menata kembali kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, yaitu sebagai berikut:
  • Tanggal 12 Maret 1966, dikeluarkanlah surat keputusan yang berisi pembubaran dan larangan PKI beserta ormas-ormasnya yang bernaung dan berlindung atau senada dengannya, beraktivitas dan hidup di seluruh wilayah Indonesia. Keputusan tersebut diperkuat dengan Keputusan Presiden/Pangti ABRI/Mandataris MPRS No.1/3/1966 tangal 12 Maret 1966. Keputusan pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya mendapat sambutan dan dukungan dari seluruh rakyat karena merupakan salah satu realisasi dari Tritura.
  • Tanggal 18 Maret 1966 pengemban Supersemar mengamankan 15 orang menteri yang dinilai tersangkut dalam G 30 S/PKI dan diragukan etika baiknya yang  dituangkan dalam Keputusan Presiden No. 5 Tanggal 18 Maret 1966.
  • Tanggal 27 Maret pengemban Supersemar membentuk Kabinet Dwikora yang disempurnakan untuk menjalankan pemerintahan. Tokoh-tokoh yang duduk di dalam kabinet ini adalah mereka yang jelas tidak terlibat dalam G 30 S/PKI.
  • Membersihkan lembaga legislatif dimulai dari tokoh-tokoh pimpinan MPRS dan DPRGR yang diduga terlibat G 30 S/PKI. Sebagai tindak lanjut kemudian dibentuk pimpinan DPRGR dan MPRS yang baru. Pimpinan DPRGR baru memberhentikan 62 orang anggota DPRGR yang mewakili PKI dan ormas-ormasnya.
  • Memisahkan jabatan pimpinan DPRGR dengan  jabatan eksekutif sehingga pimpinan DPRGR tidak lagi diberi kedudukan sebagai menteri. MPRS dibersihkan dari unsur-unsur G 30 S/PKI. Seperti halnya dengan DPRGR, keanggotaan PKI dalam MPRS dinyatakan gugur. Sesuai dengan UUD 1945, MPRS mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada lembaga kepresidenan.

Dr. Soebandrio, menteri luar negeri Sukarno ketika diadili oleh pengadilan militer G30S/PKI. Foto: Bettmann / Corbis

Mayjen. Soeharto selaku pengemban Supersemar mengambil tindakan dengan �pengamanan� terhadap sejumlah Menteri Kabinet Dwikora yang disempurnakan dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam G 30 S/PKI, yaitu sebagai berikut:
  1. Dr. Subandrio : Wakil PM I, Menteri Departemen Luar Negeri, Menteri Luar Negeri/Hubungan Ekonomi Luar Negeri.
  2. Dr. Chaerul Saleh : Wakil PM III, Ketua MPRS.
  3. Ir. Setiadi Reksoprodjo : Menteri Urusan Listrik dan Ketenagaan.
  4. Sumardjan : Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan.
  5. Oei Tju Tat, S.H. : Menteri Negara diperbantukan kepada presidium kabinet.
  6. Ir. Surachman : Menteri Pengairan dan Pembangunan Desa.
  7. Jusuf Muda Dalam : Menteri Urusan Bank Sentral, Gubernur Bank Negara Indonesia.
  8. Armunanto : Menteri Pertambangan.
  9. Sutomo Martopradoto : Menteri Perburuhan.
  10. A. Astrawinata, S.H : Menteri Kehakiman.
  11. Mayjen. Achmadi : Menteri Penerangan di bawah presidium kabinet.
  12. Drs. Moh. Achadi : Menteri Transmigrasi dan Koperasi.
  13. Letkol. Imam Sjafei : Menteri Khusus Urusan Pengamanan.
  14. J.K Tumakaka : Menteri/Sekretaris Jenderal Front Nasional.
  15. Mayjen. Dr. Soemarno : Menteri/Gubernur Jakarta Raya.

Kemudian pada tanggal 20 Juni sampai 5 Juli 1966 diadakan Sidang Umum IV MPRS dengan hasil sebagai berikut:

  • Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pengesahan dan Pengukuhan Supersemar.
  • Ketetapan MPRS No. X/MPRS/1966 mengatur Kedudukan Lembaga-Lembaga Negara Tingkat Pusat dan Daerah.
  • Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Politik Luar Negeri RI Bebas Aktif.
  • Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Pembentukan Kabinet Ampera.
  • Ketetapan MPRS No. XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali Tap. MPRS yang Bertentangan dengan UUD 1945.
  • Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Sumber Tertib Hukum RI dan Tata Urutan Perundang-undangan di Indonesia.
  • Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI dan Pernyataan PKI dan Ormas-Ormasnya sebagai Organisasi Terlarang di Indonesia.

Dengan berakhirnya Sidang Umum IV MPRS, berarti landasan awal Orde Baru berhasil ditegakkan. Demikian pula dua dari tiga tuntutan rakyat (Tritura) telah dipenuhi, yaitu pembubaran PKI dan pembersihan kabinet dari unsur-unsur PKI. Sementara itu, tuntutan ketiga, yaitu penurunan harga yang berarti perbaikan bidang ekonomi belum diwujudkan. 

Hal itu terjadi karena syarat mewujudkannya perlu dilakukan dengan pembangunan secara terus-menerus dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Pelaksanaan pembangunan agar lancar dan mencapai hasil maksimal memerlukan stabilitas nasional.



Daftar Rujukan:

Purwito, Edy dan Kuswanto. 1989. Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia. Solo: Tiga Serangkai.
Kartodirdjo, Sartono 1988. Pengantar Sejarah Indonesia Baru II. Jakarta: Gramedia.

Perang Sipil, Langkah Pembebasan Amerika dari Perbudakan

Ilustrasi: wallpapercave.com

Harian Sejarah - Perang Sipil Amerika merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang besar di dunia. Perang Sipil yang terjadi pada 1861-1865 banyak menentukan langkah Amerika di masa depan. Perang ini menjawab pertanyaan mendasar mengenai salah satu pernyataan mengenai hak mendapat kebebasan yang sama, namun saat itu masih terdapat perbudakan di seluruh dunia.

Kemenangan kubu penentang perbudakan menjadikan Amerika bebas dari perbudakan. Perjuangan menuju kebebasan ini harus memakan banyak korban, setidaknya lebih dari 625.000 nyawa harus gugur. Perang Sipil disebabkan karena ketidaksepahaman antara negara bagian yang mendukung perbudakan dengan yang menolak perbudakan. Ketika Abraham Lincoln memenangkan pemilu tahun 1860, ia menjadi presiden dari partai republic yang menolak adanya perbudakan, tujuh negara bagian menolak dan membentuk Negara Konfederasi Amerika. Peristiwa ini keberlangsungan dan kesatuan Negara Amerika.

Perang Sipil dimulai di Fort Sumner di Charleston Bay pada 12 April 1861. Pasukan Konfederasi mengklaim wilayah tersebut sebagai milik mereka dan menurunkan bendera Amerika. Lincoln memerintahkan militer untuk memberantasnya. Empat Negara bagian lainnya kemudian bergabung dalam Pasukan Konfederasi. Akhir 1861 merupakan saat dimana hampir satu juta orang bertempur di  sepanjang wilayah Virgina dan Missouri.

Namun pertempuran sebenarnya dimulai tahun 1862. Banyak pertempuran seperti di Tennessee, Virginia, Maryland, Pennsylvania dan Atlanta. Tahun 1864, strategi perang pihak pembebas bergeser dari semula yang awalnya hanya perang terbatas menjadi perang besar-besaran untuk menghancurkan daerah Selatan yang melegalkan perbudakan demi terlahir kembalinya Amerika yang bebas. Hal tersebut disampaikan Presiden Lincoln saat upacara pemakaman tentara Union.

Selama tiga tahun, terhitung sejak 1862 hingga 1865, pasukan pimpinan Robert A. Lee yang memberontak di Virginia Utara berhasil menusuk pertahanan pasukan Union. Tahun 1865, Panglima pasukan Union, Ulysses S. Grant berhasil memenangkan balik rangkaian Perang Sipil. Akhirnya pada bulan semi 1865 Robert A. Lee menyerah bersama pasukannya dan Presiden kubu Konfederasi yaitu Jefferson Davis ditangkap di Georgia pada 10 Mei 1865. Perang ini pun berakhir dan menghasilkan negara Amerika yang bebas dari perbudakan.

Pidato Bung Tomo, Pembakar Semangat Rakyat Surabaya

Foto: Pinterest

Harian Sejarah - Peristiwa 10 November merupakan bukti bahwa semangat rakyat Indonesia sangat luar biasa. Indonesia yang baru merdeka menunjukkan bahwa perjuangan dan keteguhan bisa menjadi senjata yang ampuh melawan penjajahan. Inggris yang merupakan salah satu negara pemenang Perang Dunia II bisa diusir dari tanah Surabaya.


Ultimatum yang dilancarkan pasukan Inggris untuk mengosongkan Surabaya tidak digubris Pidato Bung Tomo juga menambah semangat juang rakyat yang bahu membahu berjuang demi mempertahankan kemerdekaan.   

Petikan Pidato Bung Tomo

Bismillahirrohmanirrohim..
Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Saudara-saudara.
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya.
Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara.
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka!!!