Rabu, 31 Mei 2017

Pertempuran Jutlandia 1916

Battle of Jutland 1916 ilustrated by: Royal Navy

Harian Sejarah -Pertempuran Jutlandia atau Pertempuran Skagerrak (Inggris: The Battle of Jutland atau Battle of Skagerrak) adalah sebuah pertempuran angkatan laut yang dilakukan oleh Armada Laut Inggris di bawah Laksamana Sir John Jellicoe, melawan Armada Laut Tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jerman di bawah Wakil Laksamana Reinhard Scheer selama Perang Dunia Pertama.

Pada tanggal 31 Mei 1916, sebuah kapal Angkatan Laut Inggris yang dikomandani oleh Laksamana Muda David Beatty menghadapi sebuah skuadron kapal Jerman, yang dipimpin oleh Laksamana Franz von Hipper, sekitar 75 mil dari pantai Denmark. Keduanya kemudian saling tembak satu sama lain. Pertempuran laut ini merupakan awal pertempuran angkatan laut terbesar Perang Dunia I, yaitu Pertempuran Jutlandia.

Setelah Pertempuran Dogger Bank pada bulan Januari 1915, Angkatan Laut Jerman memilih untuk tidak menghadapi Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang memiliki jumlah yang lebih banyak selama lebih dari satu tahun. Jerman lebih memilih untuk mengistirahatkan kapal-kapalnya di laut dan bergantung pada kapal selam U-boat yang mematikan.

Pada bulan Mei 1916, sebagian besar Armada Besar Inggris berlabuh di Scapa Flow, di lepas pantai utara Skotlandia, komandan Armada Laut Tinggi Jerman, Wakil Laksamana Reinhard Scheer, meyakini bahwa hal tersebut merupakan momen untuk menghancurkan Armada Laut Inggris. Scheer kemudian memerintahkan 19 kapal selam U-boat untuk memposisikan diri mereka untuk bersiap melakukan serangan di kota pesisir Laut Utara Sunderland.

Cuaca buruk membuat Scheer harus membatalkan serangan tersebut. Scheer kemudian berlayar ke ke utara, ke Skagerrak, sebuah jalur air yang terletak di antara Norwegia dan utara Denmark dengan alih-alih keperluan membeli kapal 24 kapal perang, 5 kapal penjelajah tempur, 11 kapal penjelajah ringan, dan 63 kapal perusak.

Scheer kemudian bersama armadanya bergerak menuju luar Semenanjung Jutlandia, di mana mereka bisa menyerang kepentingan pengiriman Sekutu dan meninju sebuah celah dalam blokade Inggris yang ketat.

Namun, tanpa sepengetahuan Scheer, unit intelijen Inggris telah memecahkan kode-kode Jerman dan memperingatkan komandan Armada Inggris, Laksamana John Rushworth Jellicoe, tentang niat Scheer. Akhirnya pada 30 Mei, armada Inggris dikerahkan dengan komposisi 28 kapal perang, 9 kapal penjelajah perang, 34 kapal penjelajah ringan dan 80 kapal perusak yang berangkat dari Scapa Flow, menuju posisi di Skagerrak.

Pada tanggal 31 Mei, Beatty, yang memimpin skuadron Inggris, melihat kapal perang Hipper. Karena setiap skuadron bermanuver ke selatan untuk memperbaiki posisinya, tembakan dilesatkan. Kedua belah pihak kemudian saling balas melepaskan tembakan sampai siang hari.

Skadron Laut 5 Inggris dalam Pertempuran Jutlandia 1916. Foto: britishbattles.com

Tahap awal pertempuran berlangsung selama 55 menit, di mana dua kapal penjelajah perang Inggris, Indefatigable dan Queen Mary hancur, menewaskan lebih dari 2.000 pelaut. Pukul 4:43, skuadron Hipper bergabung dengan sisa armada Jerman, yang dipimpin oleh Scheer. Beatty terpaksa melawan tindakan penundaan selama satu jam berikutnya, sampai Jellicoe bisa tiba bersama anggota Armada lainnya.

Dengan kedua armada yang berhadapan secara keseluruhan, pertempuran besar strategi angkatan laut dimulai di antara keempat komandan, terutama antara Jellicoe dan Scheer. Ketika bagian dari dua armada terus saling terkait sepanjang malam dan pagi hari tanggal 1 Juni, Jellicoe menggerakkan 96 kapal Inggris membentuk formasi V mengelilingi 59 kapal Jerman.

Pertempuran Jutland atau Pertempuran Skagerrak, seperti yang diketahui orang-orang Jerman melibatkan 100.000 orang di atas kapal sebanyak 250 kapal selama 72 jam. Orang-orang Jerman, mengklaimnya sebagai pemenang dalam pertempuran tersebut, setelah armada Inggris melarikan diri.

Awalnya pers Inggris setuju, tapi sebenarnya tidak begitu jelas. Angkatan Laut Jerman kehilangan 11 kapal, termasuk sebuah kapal perang dan sebuah kapal penjelajah perang, dan menderita 3.058 korban; Inggris mengalami kerugian lebih berat, dengan 14 kapal tenggelam, termasuk tiga kapal penjelajah perang, dan 6.784 korban jiwa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar