Selasa, 14 Juni 2016

TS'AI LUN SEORANG TOKOH CINA PENEMU KERTAS


WILDA VERONICA SABEILAI/SAT/B

Ts'ai Lun, penemu kertas, kemungkinan besar sebuah nama yang asing bagi sebagian besar pembaca. Mengingat betapa penting penemuannya, sangat mengherankan orang-orang Barat meremehkannya begitu saja. Tidak sedikit eksiklopedia besar yang sama sekali tak mencantumkan namanya. Namanya juga jarang sekali disebut dalam buku-buku sejarah pada umumnya. Hal yang sungguh keterlaluan. Dilihat dari sudut pandang arti penting kegunaan kertas sangat jarangnya Ts'ai Lun disebut-sebut menimbulkan sangkaan bahwa Ts'ai Lun hanyalah sebuah figur yang tidak jelas dan tidak bisa dipercaya keberadannya. Namun, penyelidikan saksama membuktikan dengan jelas bahwa Ts'ai Lun itu benar-benar ada. Dia seorang pengawai negeri dipengadilan kerajaan yang pada tahun 105 SM mempersembahkan contoh kertas kepada Kaisar Ho Ti. Catatan Cina tentang penemuan Ts'ai Lun ini (terdapat dalam penulisan sejarah resmi dinasti Han) sepenuhnya berterus terang dan dapat dipercaya, tanpa sedikit pun ada unsur magis atau dongeng apa pun. Orang-orang Cina selalu menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas terkenal diseluruh pelosok Cina.
Tak banyak yang dapat diketahui mengenai kehidupan Ts'ai Lun kecuali ada yang menyebut dia itu orang kasim. Tercatatat pula kaisar sangat senag dengan penemuan Ts'ai Lun, dan kaisar
menaikkan pangkatnya. Ts'ai Lun mendapat gelar kebangsawan dan kemudian menjadi kaya. Akan tetapi, kemudian dia terlibat dalam komplotan pembelot yang membawa pada kejatuhannya. Catatan-catatan Cina menyebutkan, sesudah dia didepak, Ts'ai Lun mandi, mengenakan baju mandinya yang terindah, kemudian minum racun.
Penggunaan kertas meluas keseluruh Cina pada abad ke-2 dan dalam beberapa abad saja Cina sudah sanggup mengekspor kertas kenegara-negara Asia. Dalam jangka waktu lama Cina merahasiakan cara pembuatan kertas ini. Pada tahun 751, beberapa tenaga ahli pembuat kertas ditangkap oleh orang-orang Arab sehingga dalam waktu singkat kertas sudah dibuat Bagdad dan Sarmarkand. Teknik pembuatan kertas menyebar keseluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12, orang-orang Eropa belajar teknik ini. Sesudah itulah pemakaiian kertas mulai berkembang dan sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing sebagai sarana tulis-menulias di Barat.
Kini penggunaan kertas telah menjadi begitu umum sehingga tak seorang pun sanggup membayangkan bagaimana bentuk dunia ini tanpa kertas. Di Cina, sebelum penemuan Ts'ai Lun umumnya buku dibuat dari bambu. Tentu saja, buku semacam itu terlalu berat dan kaku. Memang ada juga buku yang dibuat dari sutra tetapi harganya relative sangat mahal. Sedangkan di Barat, sebelum ada kertas, buku ditulis diatas kulit kambing atau lembu. Material ini sebagai pengganti papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani, Romawi, dan Mesir. Baik kulit maupun papyrus bukan saja termasuk barang langka, tetapi harganya juga sulit terjangkau.
Sekarang, entah buku entah barang tulisan lain dapat diproduksi secara murah dan sekalian dalam jumlah besar. Ini semua berkat adnya kertas. Memang, arti penting kertas tidaklah begitu menonjol tanpa adanya mesin cetak, tetapi sebaliknya mesin cetak pun tak akan banyak makna tanpa adanya bahan kertas yang begitu banyak dan begitu murah.
Pernyataan sekarang : siapa yang mesti menempati urutan tingkatan lebih tinggi antara Ts'ai Lun dan Gutenberg? Meskipun dipertimbangkan, kedua orang ini hampir sama pentingnya. Akhirnya saya memutuskan tingkat Ts'ai Lun sedikit lebih tinggi daripada Gutenberg. Alasan-alasan saya sebagai berikut :
1.      Kertas banyak sekali dipergunakan untuk bahan tulisan. Kenyataanya, beraneka bahan dan sejumlah besar persentase kertas diproduksi digunakan untuk tujuan lebih dari sekedar bahan cetakan.
2.      Ts'ai Lun mendahuli Gutenberg dan Gutenberg mungkin tak terpikirkan membuat mesin cetak kalau saja kertas tidak ditemukan.
3.      Andaikata hanya salah satu dari mereka yang melakukan ciptaan, saya pikir tanpa mesin ciptaan Gutenberg pun buku-buku masih bisa diproduksi melalui system cetak blok (yang sudah lama dikenal orang jauh sebelum Gutenberg) dengan kombinasi kertas daripada kombinasi dengan kulit domba.
Apakah layak memasukkan baik Ts'ai Lun maupun Gutenberg dalam urutan orang-orang yang paling berpengaruh di duia? Untuk menyadari arti penting yang sempurna tentang penemuan kertas dan mesin cetak, sangat perlu dipahami perkembangan kebudayaan Barat dan Cina. Sebelum masuk abad ke-2 M kebudayaan Cina masih dalam tingkatan lebih rendah daripada kebudayaan Barat. Namun, pada millennium berikutnya, kemajuan-kemajuan Cina sudah melampaui Barat bahkan di abad ke-7 dan ke-8, kebudayaan Cina dalam banyak segi kebudayaan termaju di dunia. Sesudah abad ke-15 M, kebudayaan Barat meninggalkan Cina jauh dibelakang. Berbagai penjelasan kultural mengenai perubahan-perubahan ini telah banyak dikembangkan, tetapi sejumlah teori tampaknya mengabaikan apa yang saya anggap penjelasan yang paling seaderhana.
Tentu saja, pertanian dan tulis-menulis berkembang lebih awal di Timur Tengah daripada di Cina. Namun, hal ini bukanlah suatu jawaban mengapa kebudayaan Cina begitu lambat dan berada di belakang Barat. Satu masalah yang krusial, menurut saya, sebelum adanya Ts'ai Lun taka da satu pun bahan untuk tuliasan bermutu di Cina. Di dunia Barat, papyrus sudah ada. Kekurangan material untuk menulis merupakan factor penghambat utama kemajuan kebudayaan di Cina. Seorang sarjana Cina memerlukan satu gerobak untuk membawa asejumlah buku yang dianggapnya bermanfaat. Dapat di bayangkan betapa susahnya mengatur administrasi pemerintahan dengan keadaan seperti itu.
Penemuan kertas oleh Ts'ai Lun merombak total keadaan itu. Dengan sejumlah bahan-bahan tulisan yang tersedia, kebudayaan Cina berubah drastic begitu cepat sehingga hanya dalam beberapa abad sudah mampu mengimbangi Barat. Tentu, perpecahan politik di Barat memainkan peranan penting, tetapi ini sama sekali tidak berkaitan dengan cerita ini. Pada abad ke-4 Cina pun secara politis terpecah-pecah, tetapi walaupun begitu kebudayaannya tetap maju dengan cepatnya. Dalam abad-abad berikutnya, ketika kemajuan di Barat berjalan lamban, Cina justru berhasil meraih penemuan-penemuan penting seperti kompas, bahan peledak, dan cara mencetak dengan blok. Sejak kertas jatuh lebih murah daripada kulit kambing serta dapat diperoleh dalam jumlah besar, keadaan berlaku sebaliknya.
Sesudah orang-orang Barat mulai menggunakan kertas, mereka mampu duduk berhadapan dengan Cina, bahkan berhasil mempersempit jurang pemisah kultural. Tulisan-tulisan Marco Polo menekankan keyakinannya bahwa di abad ke-13 M, Cina berada jauh di atas Eropa dalam hal kemakmuran.
Mengapa kemudian Cina tertinggal berada dibelakang Eropa? Berbagai penjajagan kultura yang kompleks telah dicoba, tetapi mungkin pengamatan teknologi yabf sederhana dapat menemukan jawabannya. Pada abad ke-15 di Eropa, seorang genius bernama Johan Gutenberg menemukan cara memproduksi buku sebanyak-banyaknya. Akibat penemuan itu, kebudayaan Eropa maju dengan pesat. Karena Cina tidak punya orang seperti Gutenberg, Cina tetap bertahan pada system pencetakan blok sehingga perkembangan kebudayaannya merangkak lebih lambat.
Apabila orang menerima analisis di atas, dia bisa tidak harus menerima kesimpulan bahwa Ts'ai Lund an Gutenberg adalah dua orang yang merupakan tokoh sentral dalam sejarah dunia. Memang, Ts'ai Lun berada di barisan paling depan dari pada penemu-penemu lain kerena beberapa alasn. Umumnya penemu-penemu merupakan produk dari zamannya dan bisa juga terjadi biarpun orang yang betul-betul menemukannya tak pernah hidup sama sekali. Akan tetapi, keadaan ini sama sekali tidak berlaku pada masalah kertas. Orang-orang Eropa tidak mulai memproduksi kertas beribu-ribu tahun sesudah Ts'ai Lun. Mereka baru terbuka pikiran dan membuatnya sesudah belajar proses pembuatannya dari orang Arab. Dalam hal ini, biarpun sudah menyaksikan bagaimana orang Cina memproduksi kertas, bangsa-bangsa Arab lainnya tak pernah punya kemampuan memproduksinya. Jelas bahwa penemuan cara memproduksi kertas bukanlah pekejaan mudah, tak bisa begitu saja dapat dilaksanakan oleh kebudayaan maju, melainkan erat kaitannya dengan sumbangan pikiran dari individu yang punya kelebihan luar biasa. Ts'ai Lun adalah model orang macam itu, cara membuat kertas yang dilakukannya (disamping modernisasi yang diperkenalkan sekitar tahun 1800 M) pada dasarnya serupa dengan yang dilakukan orang hingga kini.
Inilah alasan mengapa saya menempatkan Ts'ai Lun maupun Gutenberg kedua-duanya dalam urutan orang kesepuluh pertama dalam buku ini, dengan menempatkan Ts'ai Lun lebih dahulu daripada Gutenberg.

Daftar Pustaka :
�  Michael H.Hart.2005.100 Toko Paling Berpengaruh Sepanjang Masa.Jakarta:Karisma Publishing Group.
�  Nicholas Margaret dan Eddy  Soe Trisno.2009.100 Tokoh Besar yang Membentuk Sejarah Dunia.Jakarta:Intimedia dan Ladang Pustaka Jakarta.
�  Paraggon dan Eddy Soetrisno.2003.Para Pembuat Sejarah.Jakarta:Ladang Pustaka dan Intimedia.
�Mohammad Zazuli.2009.60 Tokoh Dunia Sepanjang Masa.Yogyakarta:Nasari




Tidak ada komentar:

Posting Komentar