Selasa, 14 Juni 2016

Biografi Keshogunan Tokugawa Ieyasu

DHEA ALVIONITA REZHA/S.A.T/015A

Tokugawa Ieyasu lahir di sebuah Istana Okazaki di provinsi Mikawa tanggal 31 Januari 1543 dan meninggal di Sunpu yang kini dikenal dengan Kota Shizuoka tanggal 1 Juni 1616 pada usia 73 tahun. Menurut kalender Jepang, Ieyasu lahir pada hari ke-26 bulan ke-12 dan tahun ke-11 tenbun. Tokugawa Ieyasu lahir dengan nama Matsudaira Takechiyo yang merupakan seorang damyo dan shogun di Jepang.ia anak dari Matsudaira Hirotada yang merupakan Daimyo Mikawa dari klan Matsudaira, sedangkan ibunya bernama Odainokata yang merupakan putri seorang samurai Mizuno Tadamasa. Ia mempunyai istri bernama Lady Tsukiyama dan mempunyai beberapa orang anak diantaranya Matsudaira Nobuyasu, Kame-hime, Yuki Hideyasu, Toku-hime, Tokugawa Hidetada.
Ia adalah pendiri Keshogunan Tokugawa yang memerintah Jepang sejak Pertempuran Sekigahara tahun 1600 sampai Restorasi Meiji tahun1868. Pusat pemerintahannya berada di Edo (sekarang dikenal dengan Tokyo). Keshogunan Tokugawa berkuasa selama 264 tahun di Jepang dan pada masa ini lah Jepang tertutup dari dunia luar. Masa jabatannya adalah dari tahun 1603 sampai 1605. Setelah itu ia digantikan oleh anaknya yang bernama Tokugawa Hidetada.
Keluarga Matsudaira terpecah menjadi dua sisi yaitu klan Imagawa dan klan Oda. Akibatnya Iayasu menghabiskan awal kehidupannya dalam bahaya karena dampak perang Oda-Imagawa. Peperangan dalam keluarga ini menyebabkan ayah Hirotada (kakek Ieyasu), Matsudaira Kiyoyasu mati terbunuh karena lebih memihak kepada klan Imagawa, sedangkan kebanyakan keluarga lebih memihak kepada klan Oda.
Pada tahun 1548, ketika klan Oda menyerang Mikawa, Hirotada meminta bantuan kepada klan Imagawa yaitu Imagawa Yoshimoto untuk membantunya berperang dengan klan Oda. Yoshimoto menyetujuinya dengan syarat Hirotada harus mengirim anaknya, Ieyasu yangbmasih berusia 5 tahun ke Sunpu sebagai sandera. Hirotada menyetujui syarat tersebut. Pemimpin klan Oda, Oda Nobuhide mendengar hal ini, kemudian menculik Ieyasu ditengah perjalanan menuju ke Sunpu. Setelah itu Nobuhide mengancam akan membunuh Ieyasu apabila Hirotada tidak memutuskan hubungan dengan Imagawa. Tetapi Hirotada menolak dan lebih memilih mengorbankan anaknya sebagai bukti kesetiaannya kepada klan Imagawa. Namun Nobuhide kecewa karena rencananya gagal, meskipun begitu ia tidak membunuh Ieyasu tapi menahannya di Kuil Manshoji di Nagoya selama 3 tahun.
Pada tahun 1549 ketika Ieyasu berumur 6 tahun ayahnya yaitu Hirotada meninggal. Diwaktu yang bersamaan pula Nabuhide meninggal karena diserang wabah penyakit. Ketika istana hampir jatuh ke tangan klan Imagawa, Imagawa Sessai (paman Imagawa Yoshimoto) mengadakan perjanjian dengan Oda Nobunaga. Sessai menawarkan supaya Ieyasu diserahkan kepada klan Imagawa. Nobunaga setuju dan menyerahkan Ieyasu yang saat itu masih berumur 9 tahun diserahkan sebagai sandera di Sunpu. Disana ia hidup tenang sebagai sandera sampai menginjak umur 15 tahun.
Pada tahun 1556, ketika Ieyasu menginjak dewasa, ia mengganti namanya menjadi Matsudaira Jir Osaburo Motonobu. Setahun kemudian ia menikah dengan istri pertamanya dan mengganti lagi namanya menjadi Matsudaira Kurandonosuke Motoyasu. Ia diizinkan kembali ke Mikawa temapt kelahirannya, Imagawa meminta ia untuk melawan klan Oda dalam serangkaian pertempuran. Ieyasu memenangkan pertempurannya yang pertama sewaktu perang di Terabe.
Pada tahun 1560, kekuasaan Oda jatuh ketangan Oda Nabunaga, seorang pemimpin yang jenius. Pada saat pertempuran Okehazama, Yoshimoto mati terbunuh karena serangan mendadak oleh Nobunaga. Pada saat itu Ieyasu dan pengikutnya tidak ikut serta dalam pertempuran ia dan pengikutnya berhasil menguasai benteng dan untuk mempertahankan benteng tersebut ia harus tinggal di sana. Dengan kematian Yoshimoto, Ieyasu memutuskan untuk bersekutu dengan klan Oda.
Pada tahun 1561, Ieyasu secara terbuka memutuskan hubungan dengan klan Imagawa dan kemudian berhasil menguasai sebuah benteng Kaminojo, Ieyasu kemudian menukar istri dan anaknya dengan istri dan anak perempuan penguasa kastil Kaminojo.
Pada tahun 1567, Ieyasu mengganti namanhya lagi menjadi keluarga barunya (klan) yaitu Tokugawa dan nama pemberian dari kaisar, yaitu yang ia pakai sekarang, Ieyasu. Kemudian ia menyatakan bahwa dirinya keturunan klan Minamoto, yaitu dari Seiwa Tenno, kaisar jepang yang ke-56.
Pada tahun 1568,  Ieyasu tetap menjadi sekutu Oda Nobunaga, buktinya ia dan pasukan Mikawanya ikut serta dalam usaha Nobunaga untuk menguasai Kyoto. Dalam waktu yang sama ia juga berusaha memperluas wilayah sendiri. Ia dan Takeda Shingen (kepala klan Takeda) di Provinsi Kei, membentuk persekutuan dengan tujuan menguasai seluruh imagawa.
Pada tahun 1570, pasukan Ieyasu berhasil menguasai provinsi Totomi, dan pasukan Shigen berhasil menguasai provinsi Suruga, dimana Sunpu yang merupakan ibukota wilayah Imagawa berada. Ieyasu kemudian mengakhiri hubungannya dengan Takeda.
Pada tahun 1571, Takeda Shingen bersekutu dengan klan Hojo menyerang provinsi Totomi (sekarang berada dibagian Barat Prefektur Shizuoka) yang berada dibawah kekuasaan klan Tokugawa.
Pada awal tahun 1573, pihak klan Takeda dan klan Tokugawa bertemu di pertempuran Mikatagahara. Pasukan Takeda yang dipimpin oleh Shingen berhasil menghancurkan pasukan Ieyasu. Tetapi shigen tidak berhasil memanfaatkan kemenangan ini karena Ieyasu berhasil membentuk pasukan baru dan menggunakan taktik "istana terbuka" dimana ia membiarkan pintu bentengnya terbuka tanpa memperlihatkan satupun pasukannya kepada musuh. Takeda merasa ragu untuk menyerang karena ia takut terkena perangkap sehingga memutuskan untuk tidak melanjutkan penyerangan. Keberuntungan berpihak kepada Ieyasu.
Pada tahun 1574, Takeda Shingen meninggal kemudian digantikan oleh anaknya yang lemah yaitu Takeda Katsuyori. Pada tahun 1575, Takeda menyerang kastil Ieyasu di provinsi Mikawa. Pasukan Tokugawa berhasil dalam peperangan ini, dan beberapa tahun kemudian Ieyasu berhasil menyingkirkan klan Takeda.
Pada tahun 1579, istri Ieyasu dan anak sulungnya Matsudaira Nobuyasu dituduh bersekongkol dengan Takeda Katsuyori untuk membunuh Nobunaga. Istrinya dihukum mati dan Nobuyasu dipaksa untuk melakukan seppuku (tindakan bunuh diri yang dilakukan seseorang apabila ia merasa kehormatannya telah diambil), Ieyasu kemudian mengangkat anak ketiga yang merupakan anak kesayangannya, Tokugawa Hidetada sebagai ahli waris karena anak keduanya diadopsi oleh Toyotomi Hideyoshi.
Pada tahun 1582, Tokugawa menyerang dan menakhlukan provinsi Kai. Takeda Katsuyori, putra sulung Takeda Nobukatsu, dikalahkan di pertempuran Temmokuzan dan kemudian  melakukan seppuku.
Pada tahun 1583 terjadi perang untuk menguasai Jepang yang terjadi antara Toyotomi Hideyoshi dan Shibata Katsule, Ieyasu tidak ikut dalam konflik ini. Hideyoshi mengalahkan Katsule di Pertempuran Shizugatake, dengan kemenangan ini, Hideyoshi menjadi daimyo paling kuat di Jepang.
Pada tahun 1599, Ieyasu memimpin pasukan ke Fushimi dan mengambil alih Istana Osaka, yang merupakan kediaman Hedeyori. Pada tahun 1600, Ieyasu dan sekutu-sekutunya menggerakan pasukannya untuk mengalahkan klan Uesugi. Pertempuran Sekigahara ini adalah pertempuran yang terbesar dan kemungkinan pertempuran yang paling penting dalam sejarah Jepang. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan Tokugawa.
Pada tanggal 24 maret 1603, Tokugawa Ieyasu menerima gelar shogun dari Kaisar Go-Yozei. Pada saat itu Ieyasu berusia 60 tahun. Dia mengalahkan semua orang besar lainnya pada zamannya: Nobunaga, Hideyoshi, Shingen, Kenshin.tidak lama setelah itu, pada tahun 1605, Ieyasu turun dari tahta resminya sebagai shogun. Keshogunan Tokugawa kemudian digantikan oleh putranya dan ahli warisnya yang bernama Tokugawa Hidetada.
Pada saat turun tahta, Ieyasu bertindak sebagai pensiunan shogun, tetap menjadi penguasa efektif Jepang hingga kematiannya. Ia pensiun ke Istana Sunpu, tetapi ia juga mengawasi Istana Edo.
Pada tahun 1616, Ieyasu meninggal pada usia 73 tahun. Penyebab kematiannya diperkirakan karena kanker atau sifillis. Shogun Tokugawa pertama didewakan dengan nama Tosho Daigongen, "Gongen yang Agung Cahaya dari Timur". Saat masih hidup, Ieyasu menyatakan keinginannya untuk didewakan setelah kematiannya untuk melindungi keturunannya dari kejahatan. Jenazah Ieyasu dimakamkan di makam Gongen di Kunozan, Kunozan Tosho-gu. Setelah ulang tahun kematiannya, jenazahnya dikuburkan kembali di Kuil Nikko, Nikko Toshu-gu.

Daftar pustaka
Asril. Sejarah Asia Timur Jepang Dan Korea.
Jansen B, Marius.1983. Jepang Selama Dua Abad Perubahan. Gadjah Mada University Press Yayasan Obor Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar