Rabu, 15 Juni 2016

Biografi Laksamana Isoroku Yamamoto Sebagai Pemimpin Angkatan Laut Jepang


Sri Wahyu Illahi/SAT/IIB

A.    PEgantar
Isoroku Yamamoto lahir di Nagaoka, Niigata,Jepang,4 April 1884. Isoroku Yamamoto adalah komandan AL Jepang selama 4 tahun pertama Perang Dunia II. Secara umum ia dianggap sebagai pakar strategi perang laut Jepang teragung, dan di antara pakar strategi angkatan laut terbaik dalam sejarah.

B.     Latar Belakang Keluarga
Yamamoto dilahirkan sebagai Isoroku Takano di Nagaoka di Niigata. Ayahnya adalah Takano Sadayoshi, samurai tahap rendah di Nagaoka-han. "Isoroku" adalah istilah Jepang silam yang berarti "56"; nama yang merujuk kepada usia bapaknya ketika Isoroku dilahirkan.
Namanya sendiri merupakan sesuatu yang membangkitkan minat dengan nama keluarga ayahnya. Sebagai contoh, sekiranya seorang Jepang mendapat malang seperti hanya mendapat anak perempuan, mereka akan mendesak salah seorang dari menantu lelaki agar mengganti nama keluarga untuk melestarikan nama keluarga anak perempuan mereka. Juga bukanlah perkara luar biasa untuk mengganti nama seseorang.

Pada 1916, Isoroku mengganti nama akhirnya menjadi Yamamoto, karena Yamamoto merupakan nama yang dihormati dan tua dalam sejarah Jepang. Salah seorang darinya adalah Tatekawa Yamamoto, yang melawan kaisar dan tentaranya pada Pertempuran Watkamatsu, semasa perang Bosshin. Karena dia merupakan salah seorang pemimpin pemberontak, saat ditangkap, dia dipenggal kepalanya di Watkamatsu. Karena Yamamoto Tatekawa tidak mempunyai anak lelaki, Isoroku turut merupakan masa depan kelompok Yamamoto.
Menjadi perkara biasa di Jepang bagi seorang lelaki menikah dengan tujuan untuk mendapat anak lelaki untuk melestarikan nama keluarga. Inilah yang dilakukan oleh Isoroku. Pada tahun 1918, dia mengawini Reiko, yang ironisnya, dari keluarga Watkamatsu. Mereka mendapat empat orang anak, dua lelaki dan dua perempuan.

C.    Karier awal di AL
Yamamoto memasuki Akademi AL di Etajima, Hiroshima pada 1901, tamat belajar pada tahun 1904. Pada tahun 1905 semasa Perang Rusia-Jepang, dia turut terlibat sebagai Letnan Muda di atas Penjajap Nisshin di Pertempuran Tsushima melawan Angkatan Baltik Rusia. Dalam pertempuran itu, dia kehilangan dua jari pada tangan kirinya (lihat gambar sebelah kanan). Selepas perang, dia menyertai beberapa kapal layar di seluruh Samudra Pasifik.
Pada tahun 1913, dia menyertai Universitas Staf Angkatan Laut di Tsukiji, tanda-tanda bahwa dia sedang dilatih untuk pucuk pimpinan. Setelah tamat pada 1916, dia dilantik sebagai tangan tangan Skuadron Tempur Kedua dan diambil sebagai anggota keluarga Yamamoto. Semenjak 1919 hingga 1921, dia belajar di Universitas Harvard.
Dilantik sebagai komandan sekembalinya ke Jepang, dia mengajar di Universitas Staf sebelum diantar ke Pusat Latihan Udara baru di Kasumigaura pada 1924, untuk mengarahkannya dan belajar terbang.

D.    Persiapan Perang 1920-an dan 1930-an
Dari 1926 hingga 1928, dia merupakan atase AL bagi kedutaan Jepang di Washington, dan banyak mengembara di seluruh Amerika Serikat, yang memberinya pandangan mendalam mengenai saingan masa depannya. Dia kemudian dilantik ke Biro Urusan AL dan dilantik sebagai Laksamana Muda. Dia menghadiri Konferensi Angkatan Laut London pada 1930. Sekembalinya ke Jepang, dia menyertai Biro Penerbangan Angkatan Laut dan dari tahun 1933 mengetuai biro dan mengurusi seluruh program penerbangan angkatan laut.
Pada Desember 1936, Yamamoto dilantik sebagai wakil menteri bagi Angkatan Laut Jepang, dan menggunakan kedudukannya untuk mengutarakan dengan penuh semangat untuk kekuatan udara Angkatan Laut dan menentang pembuatan Kapal Tempur yang baru. Dia juga menentang penjajahan Manchuria dan keinginan militer untuk bersepakat dengan Jerman. Saat kapal terbang Jepang Menyerang kapal bersenjata AS, Panay di sungai Yangtze pada Desember 1937, dia memohon maaf secara pribadi kepada duta Amerika. Dia menjadi sasaran percobaan pembunuhan pihak fasis; seluruh kementerian Angkatan Laut terpaksa diletakkan di bawah pengawalan. Bagaimanapun, pada 30 Agustus 1939, Yamamoto dilantik menjadi Laksamana dan dilantik sebagai Panglima Tertinggi seluruh armada.
Lencana dari Admiral Isoroku Yamamoto
Laksamana Yamamoto tidak mengurangi kedudukan anti-konflik logisnya saat Jepang menandatangani Pakta Tripartit dengan Jerman dan Italia pada September 1940. Yamamoto memberi pengumuman kepada PM Konoe Fumimaro untuk tidak menimbangkan peperangan dengan Amerika Serikat: "Sekiranya saya diperintahkan berperang... Saya akan merajalela selama enam bulan pertama... tetapi saya tidak mempunyai keyakinan apapun buat tahun kedua dan ketiga." Dia terbukti amat tepat karena Pertempuran Midway (secara umum dianggap sebagai titik perubahan dalam konflik Pasifik) terjadi enam bulan (hampir pada hari) setelah Pengeboman Pearl Harbor. Pandangan jauhnya turut mendorongnya untuk mempercayai bahwa serangan pendahuluan terhadap pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat amat penting sekiranya peperangan terjadi.
Dia juga membayangkan dengan tepat taktik "lompat pulau" dan penguasaan udara yang akan ditonjolkan dalam perperangan itu, walaupun pandangannya gagal saat berkenaan dengan kapal tempur, karena dia (sebagaimana kebanyakan pegawai dalam AL AS, harus dirumuskan) masih percaya sebagai salah satu komponen penting bagi pasukan AL.

E.     Serangan Jepang atas Pearl Harbor, 1941
Disusul dengan penjajahan Indochina dan pembekuan aset Jepang oleh AS pada Juli 1941, Yamamoto memenangkan perdebatan mengenai taktik dan keseluruhan cabang udara Angkatan Pertama di bawah Laksamana Nagumo Chuichi yang ditumpukan terhadap angkatan Amerika pada Pearl Harbor, menyerang pada 7 Desember. Dengan sekitar 350 kapal terbang yang diluncurkan dari enamKapal Induk, delapan belas kapal perang Amerika ditenggelamkan atau dilumpuhkan. Kegagalan Nagumo untuk memerintahkan operasi cari-dan-serang yang kedua terhadap kapal induk Amerika atau gelombang kedua bertujuan untuk memusnahkan fasilitas simpanan minyak penting pangkalan itu yang akan melumpuhkan operasi angkatan Pasifik AS sendiri dan ketidakcenderungan Yamamoto untuk mendesaknya, mengganti kemenangan taktis menjadi kekalahan strategis.

F.     Serangan Setelah Pearl Harbor, 1941
Enam bulan setelah penyerangan ke Pearl Harbour, perang antara Jepang dan Amerika kembali meletus di Atol Midway. Pertempuran ini dikenal dengan nama pertempuran Midway.
Naas, dalam pertempuran ini tanpa sepengetahuan Yamamoto, Amerika Serikat telah memecah sandi Angkatan Laut Jepang  yang disebut JN-25. Penekanan Yamamoto pada formasi kapal yang saling terpencar juga berarti di antar formasi kapal tidak dapat saling membantu. Meskipun kapal induk diharapkan menjadi tulang punggung serangan dan harus mampu menahan serangan balasan Amerika, kapal-kapal perang yang jauh lebih besar dari kapal-kapal perusak yang melindungi Armada Nagumo hanyalah dua kapal tempur dan tiga kapal penjelajah.
Sebenarnya armada Yamamoto dan Kondo masih memiliki dua kapal induk ringan, lima kapal tempur, dan enam kapal penjelajah, tetapi tidak ada satupun di antaranya yang dikirim ke Midway. Jauhnya jarak antara kapal-kapal pengawal dan kapal induk juga berdampak serius terhadap pertempuran. Kapal-kapal perang berukuran besar dalam armada Yamamoto dan Kondo membawa pesawat pengintai yang tidak bisa dipakai oleh Nagumo.

Sebelum serangan dimulai, Jepang sudah mematikan semua komunikasinya. Akan tetapi, sandi-sandi Jepang yang sudah bocor terebih dahulu membawa Amerika Serikat ke dalam pertempuran yang tepat. Amerika telah mengetahui di mana, kapan, dan jumlah kekuatan pihak Jepang.
Empat kapal induk Yamamoto melawan tiga kapal Induk Amerika Serikat di tambah pangkalan udara di Midway. Kekuatan udara kapal induk Amerika Serikat jauh lebih besar dibandingkan kekuatan Jepang. Sebaliknya, Jepang tetap tidak tahu susunan kekuatan lawan yang sebenarnya, bahkan setelah pertempuran dimulai.
Pertempuran di Midway merupakan kemenangan telak pertama pihak sekutu melawan Jepang yang sebelumnya tidak terkalahkan. Pertempuran di Midway membuka jalan bagi kampanye militer berikutnya di sekitar Kepulauan Solomon dan Guadalkanal yang lagi-lagi dimenangkan pihak sekutu.
Pada 11 Oktober 1942, berlangsung pertempuran Tanjung Esperance di lepas pantai barat laut Guadalkanal. Dalam pertempuran, kapal Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil mencegat dan mengalahkan formasi kapal-kapal Jepang yang sedang berlayar membawa tambahan pasukan dan material ke Guadalkanal. Dalam pertempuran laut Guadalkanal yang berlangsung bulan berikutnya, armada Angkatan Laut Sekutu berhasil mengalahkan armada Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
Setelah enam bulan bertempur di Guadalkanal dan sekitarnya ditambah perjuangan melawan penyakit di hutan, kedua belah pihak menderita kerugian besar. Pasukan sekutu akhirnya berhasil mengusir tentara Jepang yang terakhir dari Guadalkanal pada 15 Januari 1943. Pihak Amerika Serikat menyatakan Guadalkanal dalam keadaan aman pada 9 Februari 1943.
Untuk menaikkan moral pasukan setelah kekalahan di Guadalkanal, Yamamoto berinisiatif melakukan kunjungan ke pos-pos pertahanan Jepang di Pasifik Selatan. Namun, sialnya, Yamamoto tewas dalam sebuah penyergapan oleh pesawat-pesawat Amerika.

Pada 14 april 1943, intelijen Angkatan Laut Amerika berhasil menangkap dan memecahkan pesan rahasia Jepang berisi jadwal kunjungan Yamamoto lengkap dengan waktu, tanggal, lokasi, dan pesawat yang mengangkut ataupun yang mengawalnya. Atas perintah dari Presiden Amerika, Franklin D. Roosevelt, sebuah gugus tugas dibentuk untuk melakukan pengintaian dan penyergapan terhadap Yamamoto. Pada 19 April 1943, pesawat Yamamoto berhasil di tembak jatuh.
Jenazah Yamamoto ditemukan sehari kemudian oleh tim penyelamat Jepang. Jenazah kemudian dikremasi di Buin dan abunya dikirim ke Jepang menggunakan kapal perang Musashi, sebuah kapal jenis battleship. Yamamoto mendapat upacara pemakaman resmi pada 5 juni 1943. Sebagian abunya dimakamkan di pemakaman umum Tama di Tokyo dan sisanya ditanah leluhurnya di pemakaman kuil Chuko-ji di Nagaoka City.

DAFTAR PUSTAKA:
         https://sanjayaningrat.blogspot.co.id/2015/10/biografi-isoroku-yamamoto1884-1943.html
         http://jadiberita.com/6323/mengenal-sosok-admiral-isoroku-yamamoto.html
         https://id.wikipedia.org/wiki/Isoroku_Yamamoto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar