Selasa, 26 Desember 2017

BIOGRAFI SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II


AMIRUL SYAFIQ/16B/SI 3

Sultan Palembang Darussalam (1803-1821)
Beliau sebagai Sultan Palembang ke 8  yang alim dan bijaksana. Nama lengkapnya ialah Raden Muhammad Hasan anak dari Sultan Muhammad Bahauddin, Ibunya bernama Ratu Agung bin Datuk Murni bin Abdullah al-Haddadi. Ia dilahirkan pada hari Ahad tanggal 1 Rajab 1181H atau 1767M. di lingkungan keraton. Sebagaimana putra mahkota, ia dididik dan ditempa untuk menjadi pewaris tahta Kesultanan Palembang. Pendidikan agamanya didapat dari ulama besar waktu itu seperti: Syekh Abdus Somad al-Palembani, Syekh Muhammad Muhyiddin bin Syihabuddin, Syekh Ahmad bin Abdullah,Syekh Kms.Muhammad bin Ahmad, dan Sayid Abdurrahman al-Idrus. Kepada Syekh Abdus Somad, ia mengambil dan mengamalkan Tarekat Sammaniyah.
RM. Hasan memiliki kemauan yang besar untuk belajar dan mempunyai otak yang cerdas. Ia menguasai bahasa Arab dan Portugis serta hafal kitab suci al-Qur'an.
RM. Hasan dinobatkan menjadi sultan pada hari Senin  tanggal 21 Zul Hijjah 1218H bersamaan 3 April 1804M setelah ayahnya wafat, dengan gelar Sri Paduka Sultan Mahmud Badaruddin (SMB II) Khalifatul Mukminin Sayidul Imam.
Semenjak ditunjuk menjadi Sultan Kerajaan Palembang menggantikan ayahnya Sultan Muhammad Baha'uddin, Sultan Mahmud Badaruddin melakukan perlawanan terhadap Inggris dan Belanda.
Selain sebagai sultan, ia juga seorang ulama saleh, imam besar Masjid Agung, tokoh Tarekat Sammaniyah, penulis, seorang olahragawan terutama pencak silat dan bidar. ia sangat gemar membaca dan menulis, mempelajari ilmu pengetahuan baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat, diantaranya kitab-kitab Yunani, Arab dan Mesir, tentang kemasyuran Iskandar Yang Agung, Perang Salib, kedatangan bangsa-bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda ke Malaka, Aceh, Jawa dan Maluku. Ia memiliki wawasan yang luas dengan didukung oleh koleksi perpustakaannya di keraton yang cukup banyak. Ia sangat terpelajar, organisator yang baik, diplomat ulung, ahli pertahanan yang pintar dan cekatan.
Kitab-kitab karangannya antara lain: Syair Nuri, Pantun Sipelipur Hati, Sejarah Raja martalaya, Nasib Seorang Kesatria Signor Kastro, dll.
SMB II menjabat sebagai sultan selama tujuh tahun bergantian dengan adiknya Sultan Ahmad Najamuddin II ( Susuhunan Husin Dhiauddin), setelah. Selama pemerintahannya, sering terjadi beberapa pertempuran dengan Belanda dan Inggris yang ingin menguasai Palembang, seperti peristiwa pada tahun 1811, 1819 dan 1821. Dalam Bulan Desember  tahun 1819  Sultan Mahmud Badaruddi II menobatkan  Putra Sulungnya menjadi Raja dengan Gelar Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu (1819 � 1821) , dan Sultan Mahmud Badaruddin II bergelar Susuhunan.
Setelah kalah perang dengan Belanda pada tanggal 13 Juli 1821  menjelang tengah malam tanggal 3 Syawal, Sultan mahmud badarudin II beserta keluarganya menaiki kapal Dageraad dengan tujuan Batavia diasingkan dan dibuang ke Ternate Maluku Utara. akibat politik kolonial "Devide et Empera" (adu domba).SMB II wafat di Ternate pada hari Jum'at tanggal 26 Nopember 1852 bersamaan 14 Safar 1269H dalam usia 84 tahun dalam pengasingannya selama 32 tahun. Sebagian Keluarga Sultan karena tidak mau ditangkap, mengasingkan diri ke daerah Marga Sembilan yang di kenal sekarang sebagai Kabupaten Ogan Komering Ilir dan berasimilasi dengan penduduk di Desa yang dilewati Mulai dari Pampangan sampai ke Marga Selapan Kecamatan Tulung Selapan Panglima Radja Batu Api sampai meninggal disemayamkan Di Tulung Selapan. ( selama 35 tahun tinggal di Ternate dan sketsa tempat tinggal Sri Paduka Susuhunan Ratu Mahmud Badaruddin / SMB II disimpan oleh Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diradja).
SMB II paling tidak memiliki 9 orang isteri diantaranya: Embok Pati Rasmi, Ratu Sepuh Asma, Ratu Anom Kosimah,  Ratu Anom Kosimah, Nyayu Soleha, Nyimas Jairah, Nyayu Robi'ah, Mas Ayu Ratu Ulu, Mas Ayu Ratu Ilir, Ratu Alit. Dari perkawinannya ini ia dikaruniai 61 anak.
         Dengan isteri pertamanya Embok Pati Rasmi, melahirkan seorang puteri, yaitu:
1.      Raden Ayu Kramo Jayo Hatimah
         Dengan isterinya Ratu Sepuh Asma binti Pangeran Adipati Banjar Kutma bin Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo, melahirkan 12 orang anak:
2.      Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu
3.      Pangeran Bupati Hamzah
4.      Raden Ayu Halimah
5.      Pangeran Prabu Kesumo Abdul Hamid
6.      Raden Ayu Purbayo Fatimah
7.      Pangeran Prabu Wijaya Husin
8.      Raden Ayu Azimah
9.      Pangeran Prabu Wijaya
10.  Raden Ayu Azimah Cek Ayu
11.  Raden
12.  Raden
13.  Raden
         Dengan isterinya Ratu Anom Kosimah, memiliki 10 orang anak:
14.  Pangeran Prabu Nindito Muhammad
15.  Raden Ayu Kramo Nato Hasanah
16.  Pangeran Prabu Dilaga Muhsin
17.  Raden Ayu Fatimah
18.  Raden Ayu Salma
19.  Pangeran Surya Dilaga Toha
20.  Raden Ayu Saha
21.  Raden Ayu Nur
22.  wafat lagi bayi
23.  wafat lagi bayi
         Dengan isterinya Nyayu Soleha, mempunyai 2 orang putera:
24.  Pangeran Suto Wijaya Usman
25.  Pangeran Suto Krama Akil
         Dengan isterinya Nyimas Jairah, memperoleh 2 orang anak:
26.  Pangeran Suto Dirajo Abubakar
27.  Raden Ayu Kramo Dirajo Salimah
         Dengan isterinya Nyayu Robi'ah, melahirkan seorang putera:
28.  Pangeran Putera Dinata Ali
         Dengan isterinya Masayu Ratu Ulu Nyimas Zubaidah binti Kemas Haji Muhammad bin Kms.H. Ahmad, dikaruniai 9 putera-puteri:
29.  Raden Ayu Kramo Diwangso Najimah
30.  Raden Ayu Azimah
31.  Pangeran Prabu Diraja Abdullah
32.  Raden Ayu Nazimah
33.  Pangeran Prabu Wikramo Abdurrahman
34.  Pangeran Prabu Wikramo Tohir
35.  Raden Ayu Zakiah
36.  Raden Ayu Hajima
37.  Raden Ayu Aminah
         Dengan isterinya Masayu Ratu Ilir, memperoleh 9 orang anak:
38.  Pangeran Prabu Menggala Umar
39.  Pangeran Prabu Diwangsa Zen
40.  Raden Ayu Azizah
41.  Raden Masyhur
42.  Raden Ayu Maryam
43.  Pangeran Idrus
44.  Raden Ayu Cik
45.  Pangeran Prabu Nata Menggala Alwi
46.  Raden Ayu Alwiyah.
         Dengan isterinya Ratu Alit, dikaruniai 15 orang putera-puteri:
47.  Pangeran Prabu Dikara asin
48.  Raden Ayu Siha
49.  Raden Ayu Salma
50.  Raden Ayu Sidah
51.  Raden Kosim
52.  Raden Ayu Nur
53.  Pangeran Surya Kesuma Syekh
54.  Raden Ayu Ayu
55.  Pangeran Kesuma Menggala Mahdor
56.  Pangeran Kesuma Nindita Dain
57.  Raden Ayu Zahra
58.  Raden Ayu Habibah
59.  Raden Ayu Latifah
60.  Pangeran Kesuma Diraja Muhammad Sapin
61.  Pangeran Kesuma Dimekaya Hanan
Sultan Mahmud Badaruddin adalah salah satu pejuang yang melawan terhadap dua penjajah yakni Inggris dan Belanda. SK Presiden RI No 063/TK/1984 menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Mahmud Badaruddin II.
Namanya kini diabadikan sebagai nama bandara internasional di Palembang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Mata uang rupiah pecahan 10.000 rupiah yang dikeluarkan oleh bank Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2005.
Penggunaan gambar Sultan Mahmud Badaruddin II di uang kertas ini sempat menjadi kasus pelanggaran hak cipta, diduga gambar tersebut digunakan tanpa izin pelukisnya, namun kemudian terungkap bahwa gambar ini telah menjadi hak milik panitia penyelenggara lomba lukis wajah Sultan Mahmud Badaruddin II.
Daftar Pustaka:
Asril, M.Pd, 2017, bahan ajar Sejarah Indonesia Zaman Penjajahan Bangsa Eropa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar