Sabtu, 03 Juni 2017

Demonstrasi Lapangan Tiananmen 1989


Harian Sejarah - Rangkaian demonstrasi yang dipimpin mahasiswa diadakan di Lapangan Tiananmen di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, antara 15 April dan 4 Juni 1989 untuk reformasi demokratis memasuki minggu ketujuh. Keadaan yang tidak membaik kemudian direpon oleh pemerintah China dengan memberi wewenang kepada tentara dan tanknya untuk merebut kembali Lapangan Tiananmen Beijing dengan segala cara.

Pada malam hari tanggal 4 Juni, tentara China secara paksa membersihkan alun-alun tersebut, menewaskan ratusan orang dan menangkap ribuan demonstran dan mencurigai adanya pembangkang. Lebih dari 3.000 orang meninggal sebagai akibat tindakan dari pasukan bersenjata.

Demonstrasi bermulai ketika pada tanggal 15 April 1989, kematian Hu Yaobang, seorang mantan kepala Partai Komunis yang mendukung reformasi demokratis, membuat sekitar 100.000 siswa untuk berkumpul di Lapangan Tiananmen Beijing untuk memperingati kematian pemimpin tersebut dan menyuarakan ketidakpuasan mereka dengan pemerintah komunis China.

Pada tanggal 22 April, sebuah upacara peringatan resmi untuk Hu Yaobang diadakan di Balai Besar Rakyat Tiananmen, dan perwakilan siswa membawa sebuah petisi ke tangga Aula Besar, menuntut untuk bertemu dengan Perdana Menteri China Li Peng. Pemerintah China menolak pertemuan tersebut, yang menyebabkan boikot umum terhadap universitas-universitas China di seluruh negeri dan seruan untuk melakukan reformasi demokratis.

Mengabaikan peringatan pemerintah yang akan melakukan kekerasan. Mahasiswa dari lebih dari 40 universitas memulai perjalanan ke Tiananmen pada tanggal 27 April. Para Mahasiswa bergabung dengan pekerja, intelektual, dan pegawai negeri. Pada pertengahan bulan Mei lebih dari satu juta orang memenuhi situs proklamasi Mao Zedong di Republik Rakyat Cina pada tahun 1989.


Pada tanggal 20 Mei, pemerintah secara resmi mengumumkan darurat militer di Beijing, dan pasukan dan tank dipanggil untuk membubarkan demonstrasi tersebut. Namun, sejumlah besar Mahasiswa dan warga memblokir jalan sehingga menyulitkan gerak maju tentara, dan pada 23 Mei pasukan pemerintah telah menarik diri dan kembali ke pinggiran kota Beijing.

Pada tanggal 3 Juni, dengan negosiasi untuk mengakhiri demonstrasi terhenti dan menyerukan agar reformasi demokrasi meningkat, tentara menerima perintah dari pemerintah China untuk menguasai Lapangan Tiananmen dan jalan-jalan di Beijing dengan cara apapun. Tentara kemudian melakukan tindakan refresip mengakibatkan ratusan orang terbunuh dan ribuan lainnya ditangkap.

Setelah kekerasan ini, pemerintah melakukan penangkapan di mana-mana untuk menekan sisa-sisa pendukung gerakan itu. Pemerintah juga melakukan eksekusi mata kepada banyak dari mereka yang dianggap provokator. Akses pers asing dibatasi dan mengendalikan liputan atas kejadian-kejadian di pers daratan Tiongkok. Penindasan terhadap protes Lapangan Tiananmen mengundang kecaman yang luas oleh Amerika Serikat dan pemerintah negara-negara Barat lainnya terhadap pemerintahan Cina.

Akibat peristiwa ini ekonomi Cina menurun akibat sanksi ekonomi yang diberikan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar