Kamis, 05 Desember 2013

Sejarah Kemunculan Tato di Negara Indonesia

Tatto merupakan salah satu kebudayaan dari Mentawai, Sumatera Barat. ada juga Tatto yang bersumber pada kebudayaan suku Dayak Iban, Dayak Kayan dan suku Bali. Bagi masyarakat tradisional, tatto bukanlah sekedar alat mencari sensasi. Tatto bagi masyarakat tradisional mengandung berbagai makna dan sarat.Suku Mentawai dikenal banyak memiliki rajah atau tato di tubuhnya, sesuai ritual Arat Sabulungan. Arat Sabulungan merupakan satu sistem pengetahuan, nilai, dan aturan hidup yang dipegang kuat dan diwariskan oleh leluhur suku Mentawai. Mereka meyakini adanya dunia roh dan jiwa. Di Indonesia budaya tato sudah ada di kalangan masyarakat Kepulauan Mentawai sejak tahun 53 sebelum Masehi. Nenek moyang orang Mentawai, yang merupakan bangsa Proto Melayu, datang ke Indonesia dari daratan Asia ke pantai barat Sumatra sekitar 1.500-500 SM. Dan dalam masyarakat ini, tato memilki kaitan erat dengan sistem kemasyarakatan, sehingga setiap penduduk suku asli Mentawai memiliki belasan tato di sekujur tubuhnya.
sejarah tentang tato
Tato mereka memiliki beragam fungsi, seperti pernah dibahas dalam �Melestarikan Rajah Purba� yang dimuat di Tempo Online, 12 April 2010. Ada tato yang menjelaskan tempat tinggal dan suku asal seseorang, ada pula tato yang menjelaskan profesinya. Sikerei atau pemimpin adat suku asli Mentawai biasanya memiliki tato bintang sibalu-balu. Para pemburu memiliki rajahan berupa gambar binatang hasil tangkapan mereka: babi, rusa, kera, buaya, burung, dan sebagainya. Tato Mentawai juga berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam. Sayangnya, saat ini sudah sedikit penduduk suku asli Mentawai yang menato tubuhnya. 

Filosofi mereka adalah setiap benda yang ada, hidup atau mati mempunyai roh dan jiwa seperti manusia. Mereka pun harus diperlakukan seperti manusia. Karena itu orang tidak boleh menebang pohon sembarangan, tanpa izin penguasa hutan (taikaleleu), serta kesediaan dari roh dan jiwa dari kayu itu sendiri. Untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dengan dunia roh, manusia, dan alam, orang Mentawai mempersembahkan berbagai sesaji dan melakukan berbagai ritual.

William Marsden dalam laporannya abad ke-18 mengatakan, umumnya penduduk Mentawai memakai tato (titi). Mereka mulai memberi tato pada anak laki-laki sejak berumur tujuh tahun. Semakin bertambah usia si anak, tato semakin dilengkapi. Khusus di Pagai, salah satu gugusan pulau di Mentawai, tato kaum perempuan berbentuk bintang dan ditorehkan di kedua bahu. Tato itu dibuat dengan kawat tembaga yang dipasang tegak lurus di ujung sepotong kayu dengan panjang sekitar 20 sentimeter. Tinta yang dipakai terbuat dari jelaga damar yang dicampur air atau air tebu (Sejarah Sumatra, hal. 272).

Pada tradisi orang Dayak, Tato adalah ritual tradisional yang terhubung dengan peribadatan, kesenian dan juga pengayauan. Ia melekat ditubuh secara permanen sehingga ia menjadi ikatan pertalian, penanda yang tidak terpisahkan hingga kematian, selain itu juga berfungsi menunjukkan status sosial pemakai maupun kelompok tertentu. Gambar dan motif tertentu pada tato yang dikenakan orang Dayak ada yang dipercaya penggunanya merupakan cara untuk menangkal pengaruh jahat dan membawa keselamatan.

Dalam bukunya Dragon and Hornbill, Bernard Sellato mengungkapkan bahwa selain Dayak Tunjung dan Dayak Daratan, hampir semua kelompok suku Dayak di Kalimantan mengenal Tato sebagai penanda dan identitas kelompoknya. Terutama yang mengemuka di Kalimantan Barat adalah kaum lelaki Iban, Kayan dan Taman. Pada orang Dayak Kayan dan Kenyah, wanita mengenakan lebih banyak tato pada tangan dan kakinya untuk mempercantik diri.

Menurut Sellato pula, motif yang dikenakan kaum pria Dayak pada umumnya merupakan lambang kejantanan, keberhasilan dalam perang, dan identifikasi dalam pertempuran. Motif tato yang sering di gunakan merupakan cara untuk menangkal pengaruh jahat, penyembuhan penyakit, dan mempunyai makna religius, serta merupakan lambang alam semesta yang saling melengkapi. Seorang lelaki dewasa Dayak Iban yang telah berpengalaman dalam Mengayau, ataupun perantau dan berbagai kelebihan individu segera mengenakan lambang-lambang yang menunjukkan keperkasaannya. Ini adalah kebanggaan, prestise dan sebuah fase yang didambakan kaum lelaki saat itu. 

PADA masa Orde Baru, sebuah stigma tak mengenakkan diberikan kepada orang-orang bertato. Barangsiapa punya rajahan ditubuhnya dicap sebagai preman atau gali yang mengancam keamanan. Saat itu, awal 1980-an, kejahatan memang merajalela di mana-mana. Pemerintah kemudian mengambil tindakan kejam dengan menggunakan tangan para Petrus (penembak misterius) untuk menembak mati orang-orang yang dianggap atau dicurigai sebagai pengacau keamanan tanpa melalui prosedur hukum.

Brita L. Miklouhu-Makial dalam buku Menguak Luka Masyarakat: Beberapa Aspek Seni Rupa Indonesia Sejak Tahun 1966, menulis bahwa para preman itu, yang diidentifikasikan melalui tato, ditembak secara rahasia lalu mayatnya ditaruh dalam karung dan dibuang di sembarang tempat �tak jarang di tengah keramaian� seolah-olah mereka sampah. Tercatat antara lima hingga 10.000 orang yang dicurigai sebagai preman tewas mengenaskan.

Meski banyak pihak mengkritiknya, Soeharto bersikukuh dengan �metode pembersihan� itu dan menekankan shock therapy itu diperlukan untuk menekan tingginya tingkat kriminalitas.

�Tato diasosiasikan dengan kejahatan� terlepas dari apa yang dilakukan atau niat orang itu. Pernyataan Presiden Soeharto menunjukkan bahwa daya tarik rajah adalah indikasi dari kekuatannya, yang diatribusikan pada kriminalitas jauh lebih besar daripada perbuatan kriminal itu sendiri,� tulis Vicente L. Rafael dan Rudolf Mrazek dalam Figures of Criminality in Indonesia, The Philippines, and Colonial Vietnam. lihat juga sejarah kemunculan tato di dunia

Menguak Sejarah Kemunculan Tato atau Rajah di Dunia

Menguak Sejarah Kemunculan Tato atau Rajah di Dunia - Tato atau Rajah di jaman sekarang sudah banyak orang yang memakainya di dunia. Mereka memakai tato biasanya mempunyai alasan masing-masing ada yang mengatakan sebagai memori,art atau hanya mengikuti tren. Ngomongin tentang tato atau rajah kamu tahu tidak mengenai awal kemunculan tato tersebut? pasti kamu tidak tahu kan.. untuk itu mimin akan menguak sejarah tentang sejarah kemunculan tato atau rajah di dunia. 

Istilah �Tato� diambil dari kata �Tatau� dalam bahasa Tahiti, yang berarti �menandakan sesuatu�. Rajah atau tato (Bahasa Inggris : �tattoo�), adalah suatu tanda yang dibuat dengan memasukkan pigmen ke dalam kulit. Dalam istilah teknis, rajah adalah implantasi pigmen mikro. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato berarti gambar (lukisan) pada bagian (anggota) tubuh. Tato dapat dibuat terhadap kulit manusia atau hewan. Tato merupakan praktek yang ditemukan hampir di semua tempat dengan fungsi sesuai dengan adat setempat. Tato dahulu sering dipakai oleh kalangan suku-suku terasing di suatu wilayah di dunia sebagai penandaan wilayah, derajat, pangkat, bahkan menandakan kesehatan seseorang.
sejarah tentang tato

Tato pun di pergunakan secara luas oleh orang-orang Polinesia, Filipina, Kalimantan, Mentawai, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Mesoamerika, Eropa, Jepang, Kamboja, serta Tiongkok. Walaupun pada beberapa kalangan, tato dianggap sebagai yang tabu, seni tato tetap menjadi sesuatu yang populer di dunia. Tato pada manusia adalah suatu bentuk modifikasi tubuh, sementara tato pada hewan umumnya digunakan sebagai identifikasi. Keberadaan tato tubuh di dalam kebudayaan dunia sudah sangat lama ada dan dapat dijumpai di seluruh sudut dunia. Menurut sejarah, ternyata tato tubuh sudah dilakukan sejak 3000 tahun SM (sebelum Masehi). Tato pertama kali tercatat oleh peradaban Barat dalam ekspedisi James Cook pada tahun 1769.

Menurut beberapa peneliti, tato yang tertua ditemukan pada mumi Mesir yang ditemukan kira-kira pada 1300 SM, dan konon hal itu dianggap yang menjadikan tato kemudian menyebar ke suku-suku di dunia, namun itu belum terbukti kebenarannya.

Tato dibuat sebagai suatu symbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi si empunya dan simbol keberanian dari si pemilik tato. Sejak masa pertama tato dibuat juga memiliki tujuan demikian. Tato dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri. Di Borneo (Kalimantan), penduduk asli wanita disana menganggap bahwa tato merupakan sebuah simbol yang menunjukkan keahlian khusus. Sedangkan di China, pada masa zaman Dinasti Ming (kurang lebih 350 tahun yang lalu), wanita dari Suku Drung membuat tato di wajah dan pantatnya untuk sebagai tanda bagi keturunan yang baik.

Di Indian, melukis tubuh/ body painting dan mengukir kulit, dilakukan untuk mempercantik (sebagai tujuan estetika) dan menunjukkan status sosial. Dan Suku Mentawai memandang tato sebagai suatu hal yang sakral dan berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam yang merupakan roh kehidupan. Salah satu posisi tato adalah untuk menunjukkan identitas dan perbedaan status sosial atau profesi.

Ada berbagai cara dalam pembuatan tato, seperti menggunakan tulang binatang sebagai jarum yang dapat dijumpai pada orang-orang Eskimo, Suku Dayak dengan duri pohon jeruk, dan ada pula yang menggunakan tembaga panas untuk mencetak gambar naga di kulit seperti yang dapat ditemui di China. Bukannya tidak sakit dalam proses membuat tato, rasa sakit pasti dialami ketika membuat tato di tubuh, namun karena nilai yang tinggi dari tato itu sendiri, dan harga diri yang didapatkan, maka rasa sakit itu tidak dianggap masalah. Ada berbagai jenis dan ragam bentuk tato, tergantung dengan apa yang dipercaya oleh suku-suku bersangkutan, dan di setiap daerah umumnya memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang tato, meski pada prinsipnya hampir sama.

Hingga saat ini, seni kreasi pembuatan tato semakin berkembang, apalagi didukung oleh teknologi yang ada, maka terdapat beragam pilihan bagi yang ingin membuatnya. Namun, sebaiknya jika ingin membuat tato, dipikirkan terlebih dahulu secara matang, terutama jenis tato yang bersifat permanen, karena untuk menghilangkannya tidak mudah. Meski saat ini banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan tato dengan menggunakan teknologi mutakhir, tetap belum diketahui efek samping yang terjadi pada kulit, maka pikirkanlah kembali matang-matang.

Rabu, 04 Desember 2013

Awal Sejarah Adanya Sepatu Wedges di Dunia

Awal Sejarah Adanya Sepatu Wedges di Dunia - Di dunia fashion saat ini sepatu model wedges sangat diminati akhir-akhir ini. Dari mulai muda,wanita karir,sosialita, mahasiswi bahkan sampai yang tua banyak menggunakan sepatu jenis wedges.

Sebenarnya kamu tahu tidak bahwa sepatu model wedges ini sudah ada sejak lama itu dimulai tahun 1937 ketika pembuat sepatu kenamaan, Salvatore Ferragamo menciptakan sepatu revolusioner. Sepatu ini memiliki sol tebal yang membentuk segitiga, dengan bagian depan (jari-jari) kaki di bagian paling rendah. 

Di masa perang, Ferragamo terpaksa mencari benda untuk membuat sepatunya, karena pada zaman itu tidak banyak bahan sepatu umum yang bisa didapat. Akhirnya, ia mendapat ide untuk membuat sepatu dengan sol yang terbuat dari semacam gabus. Hingga kini, idenya terus berjalan. 

Sementara sepatu platform, yakni jenis sepatu dengan bagian sol di bawah jari-jari menebal dan hak yang tebal, tetapi tidak menyatu dengan sol depan, diperkenalkan oleh Roger Vivier. 

Ia menciptakan jenis sepatu ini di tahun 30-an, dan populer sejak desainer Elsa Schiaparelli menunjukkannya sebagai pelengkap desain busananya pada tahun 1939.

Kedua sepatu ini, seperti jenis fashion lainnya, mengalami pasang-surut tren. Untuk membuatnya digemari, begitu banyak modifikasi dilakukan oleh desainer untuk membuat sepatu-sepatu ini kembali laku di pasaran. 

Sebagai investasi, beli sepatu platform atau wedges dengan bentuk yang paling Anda sukai dan bisa dikenakan beberapa kali, karena sejak diciptakan, kedua jenis sepatu ini selalu naik kembali. Bahkan wedges, akan selalu hip di musim panas, terutama dengan sol sepatu dari bentuk gabus dan bagian atas tali-temali cantik atau jenis espadrilles (wedges dengan sol berbungkus tali tambang).

Senin, 02 Desember 2013

Sejarah Berdiri Unversitas Andalas (UNAND) Sumatera Barat, Padang

Sejarah Berdiri Unversitas Andalas (UNAND) Sumatera Barat, Padang - Universitas Andalas, universitas tertua di luar Jawa dan tertua ke empat di seluruh Indonesia, didirikan atas SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 80016/Kab; 23 Desember 1955.

Universitas ini secara resmi dibuka oleh empat pendirinya, bersama dengan Drs. Mohammad Hatta, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Sarino Mangoenpranoto pada 13 September 1956.
universitas andalas unand

1. Periode Awal                                                                                                                            

Kehadiran Universitas Andalas sebagai sebuah perguruan tinggi kebanggaan masyarakat Sumatera Barat bukanlah datang secara tiba-tiba. Hasrat masyarakat Sumatera Barat untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi sudah tumbuh semenjak memasuki abad ke-20. Hal itu dapat dipahami karena pada masa itu sudah muncul golongan intelektual dan cendekiawan yang peduli dengan pendidikan anak bangsa. Namun, pemerintahan kolonial Belanda tidak memberi kesempatan sedikitpun untuk mewujudkannya.

Gagasan mendirikan perguruan tinggi di Sumatera Barat kembali mengemuka seiring dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Indonesia oleh Ir.Soekarno dan Drs.Mohammad Hatta. Para pemuka masyarakat Sumatera Barat merasakan bahwa kebutuhan generasi muda yang terdidik, sangat mendesak. Merekalah yang diharapkan dapat mengisi kemerdekaan dan membawa kemajuan dan kejayaan bangsa di masa datang. Akan tetapi, berhubung pada waktu itu dalam suasana Perang Kemerdekaan, menentang kedatangan bangsa Belanda yang hendak menjajah Indonesia kembali, maka hasrat itu terpendam lagi.

Keinginan itu akhirnya dapat diwujudkan pada tahun 1948 dengan mendirikan 6 (enam) akademi yang terdiri dari Akademi Pamong Praja, Akademi Pendidikan Jasmani, dan Akte A Bahasa Inggris, Akademi Kadet, dan Sekolah Inspektur Polisi. Keenam akademi tersebut berada di Bukittinggi. Keberhasilan mendirikan enam akademi ini semakin memacu para pemuka masyarakat Sumatera Barat untuk mendirikan sebuah universitas.

Pada tahun 1949 pemerintah Indonesia merencanakan untuk mendirikan Fakultas Hukum di Padang, Fakultas Kedokteran di Medan dan Fakultas Ekonomi di Palembang. Namun, karena berbagai keterbatasan yang dihadapi pada waktu itu, pemerintah Indonesia menunda untuk menyetujuinya.

Akibat penundaan ini, �Yayasan Sriwijaya� berinisiatif untuk mendirikan Balai Perguruan Tinggi Hukum Pancasila (BPTHP) di Padang pada tanggal 17 Agustus 1951. Mengikuti langkah Yayasan Sriwijaya itu, kemudian pemerintah mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) di Batu Sangkar pada tanggal 23 Oktober 1954, Perguruan Tinggi Negeri Pertanian di Payakumbuh pada tanggal 30 November 1954, dan Fakultas Kedokteran serta Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam di Bukittinggi pada tanggal 7 September 1955. Keempat perguruan tinggi itu diresmikan oleh Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta. Seiring dengan itu, Yayasan Sriwijaya juga menyerahkan BPTHP kepada Pemerintah Propinsi Sumatra Tengah. Semenjak itu BPTHP berganti nama dengan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat

Kelima fakultas itu menjadi cikal bakal dalam mendirikan Universitas Andalas Oleh karena merupakan universitas yang pertama didirikan di Pulau Sumatera, maka Bung Hatta mengusulkan nama: �Universitas Andalas�, dengan merujuk kepada nama Pulau Sumatera yang waktu itu juga terkenal dengan Pulau Andalas.[4] Sungguhpun nama itu terkesan regional, namun keberadaannya itu tetap dalam kerangka Kebangsaaan Indonesia. Hal itu jelas terbaca dalam piagam pendiriannya: ��guna mempertinggi ketjerdasan Bangsa Indonesia dalam arti jang seluas-luasnja dalam berbagai-bagai Ilmu Pengetahuan�. Di samping itu, dalam lambangnya tertera pula kata: �Universitas Andalas Untuk Kedjayaan Bangsa�. Pada tanggal 13 September 1956 Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta meresmikan pembukaan Universitas Andalas di Bukittinggi.

Pada tahun 1958, untuk pertama kalinya Unand mulai memetik hasil dengan lulusnya Mr. Rudito Rachmad sebagai Sarjana Hukum pertama. Satu tahun berikutnya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat mewisuda pula empat mahasiswanya, yaitu Mr. Herman Sihombing, Mr. Zawier Zienser, Mr. Eddy Ang Ze Siang, dan Mr. Djalaluddin Ilyas.

 2. Universitas Andalas dan PRRI                                                                                          

Suasana politik di Indonesia semakin panas setelah kebijakan Presiden Soekarno merangkul Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam pemerintahannya. Kebijakan ini tidak disetujui oleh banyak pihak, terutama dari kalangan Islam dan kelompok militer yang anti komunis. Selain itu, sistem sentralisasi yang diterapkan oleh pemerintah pusat juga telah menimbulkan ketimpangan dalam pembangunan daerah. Melihat langkah Presiden Soekarno itu, pada tanggal 1 Desember 1956, beberapa bulan setelah meresmikan Unand, Mohammad Hatta pun meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden. Sehingga, berakhirlah Dwi Tunggal: Soekarno-Hatta. Beberapa tokoh politik dan militer pun bersepakat untuk �menegur� pusat dengan mendirikan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) pada tanggal 15 Februari 1958. Mereka menjadikan wilayah Sumatera Tengah, khususnya Sumatera Barat, sebagai basisnya.

Banyak dosen dan mahasiswa Unand yang menunjukan kesepahamannya dengan PRRI. Bahkan, mahasiswa Sumatera Barat yang sedang belajar di beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa banyak pula yang pulang untuk mendukung PRRI. Akibatnya, Tentara Nasional Indonesia yang dikirim oleh Presiden Soekarno untuk menghadapi PRRI, juga memporakperandakan kampus Unand yang tersebar di beberapa kota: Padang, Bukittinggi, Batusangkar, dan Payakumbuh serta juga yang baru dibangun di Baso, Agam. Situasi politik pada waktu itu benar-benar tidak kondusif untuk melaksanakan aktivitas perkuliahan. Dosen-dosen yang didatangkan dari luar negeri, terutama dari Eropa, ada yang pulang ke negaranya masing-masing dan ada pula yang pindah keUniversitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Pertanian Bogor (IBP). Pada masa PRRI (1958-1961) itu dapat dikatakan sebagai periode �pasang surut� Universitas Andalas. Aset Unand yang berada di Kampus Payakumbuh berupa rumah dinas dan sebahagian tanah sampai sekarang masih diduduki TNI Angkatan Darat dan menjadi markas salah satu batalyon infanteri 133/Yudha Sakti.

 3. Universitas Andalas Setelah PRRI Sampai Sekarang                                          

Seiring dengan berakhirnya keberadaan PRRI, Unand menata kembali langkahnya menuju masa depan. Pada tahun 1961 Unand membuka kembali Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan memindahkannya ke Padang. Sedang FIPIA baru dapat dibuka setahun kemudian dan itu pun hanya untuk satu Jurusan Biologi.

Perguruan Tinggi Ekonomi yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Pancasila pada tanggal 7 September 1957 juga menggabungkan diri dengan Unand. Pada tanggal 9 Oktober 1963, Unand membuka Fakultas Peternakan. Fakultas ini merupakan yang pertama didirikan di Indonesia. Dengan demikian, sampai tahun 1963 Unand telah memiliki 6 (enam) fakultas, yaitu Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Pertanian, Kedokteran, Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Ekonomi, dan Peternakan. Adapun FKIP telah berkembang menjadi IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan sekarang berubah nama menjadi Universitas Negeri Padang (UNP).

Setelah kepindahan kampusnya ke Padang, Unand mulai membenahi diri secara menyeluruh, tidak hanya dalam bidang organisasi, dosen, kepegawaian, dan kemahasiswaan saja, tetapi juga di bidang infrastrukturnya dengan membangun gedung-gedung perkuliahan, laboratorium, perpustakaan, perumahan dosen, asrama mahasiswa, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya. Kampus Air Tawar dibangun untuk Fakultas Pertanian, FIPIA, Fakultas Peternakan, dan FKIP (sekarang: kampus UNP). Adapun Fakultas Ekonomi berada di Kampus Jati (sekarang: Kampus Fakultas Ekonomi Program Reguler Mandiri dan Fakultas Kedokteran Gigi). Sedangkan Fakultas Kedokteran terdapat di dua lokasi: Kampus Jati dan Pondok (sekarang: Kampus Prodi Kebidanan). Fakultas Hukum tetap berada di kampusnya yang lama di Parak Karambia (sekarang: Kampus Program D3 Fakultas Hukum). Rektorat Unand lama yang berada di Kampus Jati (Jalan Perintis Kemerdekaan No 77 Padang) difungsikan sebagai perkantoran Fakultas Ekonomi Reguler Mandiri dan sebahagian lagi telah dibongkar dan saat ini dibangun Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Unand.

Pada tahun 1962, jumlah dosen Unand sudah mencapai 261 orang, termasuk 180 orang dosen luar biasa dan dosen terbang. Adapun mahasiswa telah berjumlah sebanyak 3.920 orang. Dengan demikian Unand memiliki angka ratio dosen-mahasiswa 1 : 15. Selanjutnya, semua fakultas telah berhasil pula mewisuda sarjananya yang pertama. Masing-masingnya adalah Fakultas Pertanian: 4 orang sarjana (1964); Fakultas Ekonomi: 5 orang sarjana (1965); Fakultas Kedokteran: 6 dokter (1965); FIPIA (Jurusan Biologi): 1 orang sarjana (1969); dan Fakultas Peternakan: 1 orang sajana (1970).

Pada tahun 1982 Fakultas Sastra, mulai menerima mahasiswanya untuk angkatan pertama. Pada awalnya fakultas ini bernama Fakultas Sastra dan Sosial-budaya, kemudian berganti nama karena mengikuti SK Diretorat Jendral Pendidikan Tinggi. Konsekwensinya, Jurusan Sosiologi dengan Program Studi Sosiologi dan Antropologi yang juga dibuka �dititipkan� di Fakultas Sastra.

Kedua prodi menjadi embrio untuk mendirikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Oleh karena itu kedua fakultas dapat diibaratkan dengan dua saudara: �saudara tua� dan �saudara muda�. Kampusnya terletak di Jl. Situjuh, Jati, yang sebelumnya merupakan Labor Fisiologi Fakultas Kedokteran. (sekarang: Gedung Percetakan dan Penerbitan Universitas Andalas dan rumah dinas Rektor). Pada tahun 1986 Fakultas Sastra berhasil mewisuda 7 (tujuh) alumninya yang pertama. Tahun 2011 Fakultas Sastra berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya.

Berikutnya, Unand membuka pula dua Prodi Teknik Mesin dan Teknik Sipil (1985), yang merupakan cikal bakal Fakultas Teknik. Pengelolaan kedua prodi berada di FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam),[5] sedangkan dalam pelaksanaan perkuliahannya Unand berkerja sama dengan ITB. Pada tahun 1992 sebanyak 60 orang mahasiswanya berhasil menyelesaikan studinya. Setahun kemudian (13 Mei 1993) pendirian Fakultas Teknik disetujui oleh Dirjen DIKTI.

Sementara itu, PAAP (Pendidikan Ahli Administrasi dan Perusahaan) yang dibuka di Fakultas Ekonomi (1975), pada tahun 1982 berubah menjadi Program Diploma III (D-III) Ekonomi. Unand merintis pula pembukaan dua Fakultas Non-gelar Teknologi (1982): Politeknik Teknologi dan Politeknik Pertanian. Kedua Program Non-gelar Politektik Teknologi dan Pertanian mulai menerima mahasiswanya pada tahun akademik 1987/1988 dan 1988/1989. Kampus Politeknik Teknologi berada di Limau Manih, sedangkan kampus Politeknik Pertanian terdapat di Tanjungpati, Payakumbuh. Kehadiran lembaga pendidikan politeknik dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga ahli tingkat menengah yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan.

Fakultas Kedokteran juga mengembangkan diri dengan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis (SP-1, setingkat S-2) untuk Prodi Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, dan Ilmu Penyakit Mata. Setahun berikutnya (1985) Unand membuka Program Pascasarjana (S-2) melalui program KPK (Kegiatan Pengumpulan Kredit) yang berkerjasama dengan IPB. Pada tahun 1992 Program Pascasarjana ini telah berdiri sendiri dan sejak tahun 2000 mulai pula menerima Program Doktor (S-3) untuk Ilmu-ilmu Pertanian, Hukum, dan Peternakan, serta Sp-2 untuk kedokteran. Alumni pertamanya yang berhasil meraih gelar doktor adalah Dr.Ir. Isril Berd, M.S. (sekarang: Profesor). Seiring dengan itu, Fakultas Ekonomi mulai pula menerima mahasiswa S-2 untuk program Magister Managemen. Dengan demikian lengkaplah jenjang pendidikan yang dikelola oleh Universitas Andalas, mulai dari Program Non-gelar DIII, Sarjana (S-1), Pascasarjana (S-2), sampai Program Doktor (S-3).

Pada tahun 2008 Unand mengembangkan dua jurusan menjadi dua fakultas. Kedua fakultas itu adalah: 1) Fakultas Teknologi Pertanian yang dikembangkan dari Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, dan 2) Fakultas Farmasi yang berasal dari Jurusan Farmasi, FMIPA.

Pada tahun 2009, Fakultas Kedokteran telah memiliki Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Keperawatan, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, dan Program Studi Psikologi. Fakultas MIPA telah membuka program studi Sistem Komputer. Fakultas Ekonomi membuka 2 (dua) Jurusan Manajemen dan Ekonomi Pembangunan di Kampus Payakumbuh dengan memanfaatkan bekas kampus Fakultas Pertanian yang lama di Payakumbuh, pembukaan Fakultas Ekonomi Kampus Payakumbuh atas dukungan Pemerintah Daerah Kota Payakumbuh.

Pada tahun 2009 Unand ditetapkan sebagai institusi pengelola keuangan Badan Layanan Umum dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 501/ KMK.05/ 2009, tanggal 17 Desember 2009. Dengan peraturan ini, Unand mempunyai fleksibilitas dalam mengelola keuangan yang bersumber dari pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan berbagai kesulitan serta hambatan pengelolaan keuangan yang bersumber dari pendapatan sendiri telah dapat diatasi secara bertahap.

Pada tahun 2012 Unand telah mempunyai Organisai dan Tata Kerja (OTK) yang baru setelah diperjuangankan semenjak tahun 2007. OTK Unand yang baru tersebut ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 25/ 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Andalas, tanggal 18 April 2018.

OTK Unand yang baru ini membawa babak baru dalam sejarah perkembangan Unand. Pertama, jumlah fakultas bertambah dari 11 menjadi 15 fakultas dan semua lembaga ad hoc termasuk Fakultas Farmasi, Fakultas Teknologi Pertanian dan Program Pascasarjana menjadi lembaga penuh universitas. Empat fakultas baru pada tahun 2012 adalah Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan dan Fakultas Teknologi Informasi. Keempat fakultas baru ini diresmikan pada tahun 2012.

Kedua, nomenklatur pembantu rektor dan pembantu dekan dirubah menjadi wakil rektor dan wakil dekan. Ketiga, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) dan Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) menjadi lembaga penuh, mempunyai tupoksi yang jelas dan dapat bekerja maksimal untuk mendukung kemajuan Unand.

Keempat, menghemat pendapatan yang bersumber dari mahasiswa atau PNBP untuk membayar tujuangan jabatan Wakil Rektor IV, Ketua dan Sekretaris Lembaga, Dekan dan Wakil Dekan serta pejabat struktural di Fakultas Farmasi, Fakultas Teknologi Pertanian, Direktur dan Wakil Direktur Program Pascasarjana. Sekarang semua tunjangan jabatan tersebut sudah dibayar dengan sumber dana rupiah murni, termasuk tunjangan jabatan pimpinan Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan, dan Fakultas Teknologi Informasi mulai semenjak berdirinya.

Kelima, Politeknik Teknologi dan Poli Teknik Pertanian yang selama ini menjadi bahagian dalam struktur Unand harus dilepas menjadi institusi mandiri. Semenjak awal tahun 2013 telah diproses pemisahan aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan nama institusinya telah berubah dari Polititeknik (Teknologi) Unand menjadi Politeknik Negeri Padang dan dari Politani Unand menjadi Politani Negeri Payakumbuh.  

Pada tahun 2013 Unand telah mempunyai statuta baru. Perubahan statuta ini juga sudah diusulkan semenjak tahun 2007 karena statuta yang berlaku saat itu sangat tidak relevan dan tidak mampu mengakomodasi berbagai tuntuan perkembangan yang terjadi. Statuta Unand yang baru tersebut ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 47 tahun 2013, tanggal 13 April 2013. Dalam statuta baru ini Rektor tidak secara otomatis menjadi ketua senat universitas dan tidak semua guru besar secara otomatis menjadi anggota senat universitas. Kemudian guru besar (profesor) diakomodasi dalam organ yang disebut dengan Majelis Guru Besar. Ketua Senat dan Ketua Mejelis Guru Besar pertama berdasarkan statuta Unand yang baru diangkat pada tahun 2013.

4. Pembangunan Kampus Universitas Andalas Limau Manis                              
Upaya untuk menyatukan kampus Unand yang tersebar di berbagai tempat di kota Padang telah dilakukan sejak masa Rektor Prof.dr. Busyra Zahir (1968-1976). Usaha itu dilanjutkan oleh Rektor, Prof Drs. Mawardi Yunus. Pada awalnya pembangunan kampus Unand direncanakan di Ulu Gaduik, Kecamatan Lubuak Kilangan. Akan tetapi karena lokasi itu berdekatan dengan pabrik semen �PT Semen Padang� sehingga sangat berpeluang terkena polusinya. Maka, ada tiga alternatif sebagai gantinya: Bukit Tambun Tulang (dekat Lembah Anai); Tunggul Hitam (dekat Bandara Tabing); dan Bukik Karamuntiang. Adapun yang paling memenuhi syarat di antara ketiganya adalah Bukik Karamuntiang. Lokasi itu berada di Kenagarian Limau Manih, Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Pauah dan terletak sekitar 15 km sebelah Timur kota Padang.

Dimulainya pembangunan Kampus Limau Manis (sebutan masyarakat setempat Limau Manih), secara simbolis dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof.Dr. Fuad Hassan dengan meletakkan batu pertama pada tanggal 11 Maret 1986. Secara berangsur-angsur dibangunlah gedung: rektorat, perkuliahan, fakultas, jurusan, laboratorium, perpustakaan, asrama, dan sebagainya. Sampai sekarang pembangunan prasarana dan sarana kampus Limau Manis masih terus berlangsung, meskipun sudah mulai dimanfaatkan sejak tahun 1989.

Gedung yang mula-mula dimanfaatkan adalah rektorat, sedangkan fakultas yang pertama pindah adalah Fakultas Sastra (1990). Kemudian mengikuti: Fakultas Ekonomi, Fakultas Peternakan dan FMIPA (1991), Fakultas Pertanian dan Fakultas Hukum (1995). Fakultas Teknik merupakan yang terakhir pindah dari kampus Air Tawar dan kepindahannya juga secara bertahap selama 7 tahun (2000-2007). Sedangkan Fakultas Kedokteran belum pindah karena sekarang. Namun sebahagian kegiatan kuliah telah dilaksanakan di gedung baru Fakultas Kedokteran, Kampus Unand Limau Manis semenjak tahun 2013. Saat ini sedang dilaksanakan pembangunan konstruksi hospital university yang berada di lokasi pengembangan Fakultas Kedokteran Unand, Kampus Unand Limau Manis.

Kampus Unand Limau Manih, diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 4 September 1995. Dalam pidato peresmiannya, Presiden Soeharto menyampaikan:

�Kita semua berharap agar kampus baru Universitas Andalas ini akan memberikan suasana baru pula kepada segenap sivitas akademikanya. Dengan kampus yang baru ini, saya minta Saudara-saudara untuk bekerja lebih giat dan lebih tekun, agar universitas ini tidak saja menghasilkan sarjana-sarjana yang berkualitas, tetapi mampu pula menghasilkan pemikiran-pemikiran segar bagi kemajuan bangsa serta menghasilkan penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya percaya, bahwa generasi muda yang menuntut ilmu di universitas ini, adalah generasi baru yang bersemangat dan mempunyai tekad baru untuk meneruskan perjuangan para pendahulu kita, ialah mengisi kemerdekaan dengan amal-amal perbuatan nyata, yang dapat dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat�.

Kampus Unand Limau Manih, luasnya sekitar 500 hektar dan berada pada ketinggian � 200 m di atas permukaan laut. Kampus ini menghadap ke Kota Padang dengan pemandangan Samudera Hindia yang biru membentang di sebelah Barat. Pada bagian Timur berjajar bukit barisan. Sementara di sisi Utara dan Selatannya terdapat lembah yang masing-masingnya dialiri oleh anak sungai. Kondisi alamnya asri dan hijau, tentu memberikan suasana yang nyaman dan panorama alam yang indah. Sudah tentu Kampus Unand Limau Manis amat kondusif untuk belajar dan meneliti untuk menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kejayaan bangsa.

Semenjak tahun 2008 pembangunan gedung baru untuk memenuhi berbagi kebutuhan terus berlansung sampai sekarang. Gedung kuliah bersama mengalami pertambahan sebanyak tiga unit (Gedung Kuliah G, H, dan I). Kemudian Program Pascasarjana telah memiliki gedung tersendiri semenjak tahun 2011 dan Fakultas Keperawatan juga telah mempunyai gedung tersendiri semenjak tahun 2012.

Pembangunan gedung yang sedang berjalan saat adalah Dekanat dan laboratorium Fakultas Kedokteran. Meskipun kegiatan sebahagian perkuliahan telah dimulai semenjak tahun 2013, Fakultas Kedokteran masih memerlukan tambahan dua unit gedung laboratorium. Setiap perguruan tinggi yang mempunyai fakultas kedokteran diwajibankan mempunyai rumah sakit universitas (university hospital), Unand juga telah memulai pembangunan rumah sakit universitas yang diharapkan beroperasi tahun 2015.

Meskipun Kampus Unand Limau Manis luasnya 500 hektar, kawasan yang dapat dibangun dengan aman hanya seluas 135 hektar. Selebihnya adalah kawasan hutan lindung dan hutan tanaman obat Sumatera yang dimiliki Unand, padang gembala ternak dan lurah dengan kemiringan yang tajam. Kawasan yang dapat dibangun seluas 135 hektar tersebut sudah hampir seluruh digunakan sesuai dengan master plan pembangunan Kampus Unand Limau Manis.

5. Kampus Universitas Andalas di Luar Domisili                                                         
Untuk meningkatkan daya tampung dan memanfaatkan aset yang dimiliki, Unand telah membuka kampus di luar domisili. Pengertian kampus di luar domisili adalah kampus yang melaksanan proses belajar dan mengajar di luar kampus induk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi. Sampai saat ini Unand telah mempunyai dua kampus di luar domisili, yaitu di Payakumbuh (Kampus II Unand) dan Dharmasraya (Kampus III Unand).

Kegiatan Kampus Unand II Payakumbuh dimulai tahun 2009 dengan dua prodi di bawah pengelolaan Fakultas Ekonomi. Kedua prodi tersebut adalah Prodi Ekonomi Pembangunan dan Manajemen. Kemudian pada tahun 2012 ditambah lagi Prodi Ilmu Peternakan. Selanjutnya kegiatan Kampus Unand III di Dharmasraya dimulai tahun 2012 dengan membuka Prodi Argoekoteknologi.

Jumat, 29 November 2013

Sejarah Awal dibangun Mengenai Universitas Indonesia (UI)

Sejarah Awal dibangun Mengenai Universitas Indonesia (UI) - Universitas Indonesia atau biasa disebut UI merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia kampus utamanya terdapat dibagian Utara dari Depok, Jawa Barat, dan kampus utama lainnya terdapat di daerah Salemba di Jakarta Pusat.

Sejarah Universitas Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1851. Ketika itu, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan asisten dokter tambahan. Pelajar di sekolah itu mendapatkan pelatihan kedokteran selama dua tahun. Lulusannya diberikan sertifikat untuk melakukan perawatan-perawatan tingkat dasar serta mendapatkan gelar Dokter Jawa (Javanese Doctor), bergelar demikian karena dokter ini hanya diberi izin untuk membuka praktek di wilayah Hindia Belanda, terutama di pulau Jawa. Pada tahun 1864, program pendidikan tersebut ditambah waktunya menjadi tiga tahun, dan pada tahun 1875 menjadi 7 tahun. Gelar yang diberikan pun berubah menjadi Dokter Medis (Medical Doctor)
universitas indonesia

Pada tahun 1898, pemerintah kolonial mendirikan sekolah baru untuk melatih tenaga medis, yaitu STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Pendidikan di STOVIA berlangsung selama 9 tahun: 3 tahun setingkat SMP, tiga tahun setingkat SMA, dan tiga tahun lainnya setingkat Diploma. Banyak lulusan STOVIA yang kemudian memainkan peranan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1924 pemerintah kolonial mendirikan RHS (Rechts Hogeschool) yang bertujuan untuk memenuhi tenaga administrasi sipil rendahan. RHS inilah yang menjadi cikal-bakal Fakultas Hukum UI. Pada tahun 1927 mengubah status dan nama STOVIA menjadi GHS (Geneeskundige Hogeschool). Gedung pendidikan dan pelatihan kedokteran yang digunakan GHS menjadi gedung Fakultas Kedokteran UI saat ini. Banyak alumni GHS yang kemudian berperan besar dalam pendirian Universitas Indonesia.

Setelah kemerdekaan Indonesia dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Badan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (BPTRI) didirikan di Jakarta. BPTRI memiliki tiga fakultas, yaitu Kedokteran dan Farmasi, Sastra, dan Hukum. Pada tahun yang sama, institusi ini berhasil meluluskan 90 orang sebagai dokter. Ketika tentara kolonial Belanda kembali menguasai Jakarta di akhir tahun 1945, BPTRI dipindahkan ke Klaten, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Pada tanggal 21 Juni 1946 NICA mendirikan sebuah Nood Universiteit atau Universitas Sementara di Jakarta. Pada tanggal 21 Maret 1947, nama Nood Universiteit diganti menjadi Universiteit van Indonesie (UVI). Akhirnya, setelah Jakarta berhasil diambil alih kembali, pemerintah mengembalikan BPTRI ke Jakarta dan menggabungkannya dengan Universiteit van Indonesie, dan memberinya nama baru Universiteit Indonesia (UI).

UI secara resmi memulai kegiatannya pada 2 Februari 1950 dengan presiden (saat ini disebut rektor) pertamanya Ir. R.P Soerachman Tjokroadisoerio. Kantor Presiden Universiteit Indonesia mula-mula berkedudukan di Jakarta, tepatnya di gedung Fakultas Kedokteran di Jl Salemba Raya no. 6, kemudian dipindahkan ke salah satu bangunan bekas pabrik madat di Jl. Samlemba Raya no. 4, Jakarta. Tanggal 2 Februari 1950 kemudian dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia.

Awalnya, UI memiliki 9 fakultas dan 3 lembaga yang tersebar di lima kota, yaitu Fakulteit Kedokteran, Fakulteit Ilmu Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, serta Fakulteit Sastra dan Filsafat di Jakarta; Fakulteit Ilmu Alam dan Ilmu Pasti, Fakulteit Ilmu Pengetahuan Teknik, dan Lembaga Pendidikan Guru Menggambar di Bandung; Fakulteit Pertanian dan Fakulteit Kedokteran Hewan di Bogor; Fakulteit Ekonomi di Makassar; Fakulteit Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi di Surabaya.

Pada tahun 1955, Undang-Undang No. 10 tentang pengubahan kata universiteit, universitet, dan universitit disyahkan, sehingga sejak itu, Universiteit Indonesia secara resmi diubah namanya menjadi Universitas Indonesia.

Berangsur-angsur fakultas-fakultas yang berada di daerah memisahkan diri membentuk lembaga pendidikan yang berdiri sendiri. Pada tanggal 2 Maret 1959 Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam di Bandung terbentuk dan berkembang menjadi Institut Teknologi Bandung. Selanjutnya pada 1 September 1963 Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan UI memisahkan diri pula menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kini menjadi perguruan tinggi pertanian terkemuka bertaraf internasional. Fakultas di Surabaya menjadi Universitas Airlangga dan di Makassar menjadi Universitas Hasanuddin. Pada 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta dan kini berubah kembali menjadi Universitas Negeri Jakarta.

Ketika Orde Baru dimulai pada tahun 1966, pemerintah menunjuk beberapa guru besar UI untuk menduduki jabatan menteri dengan tujuan untuk memulihkan kembali situasi ekonomi nasional. Sejak saat itu, UI secara konstan telah memberikan kontribusi nyata pada usaha-usaha pemerintah untuk meraih kemakmuran nasional.

Pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan Pemerintah RI Nomor 152 tahun 2000, UI ditetapkan sebagai perguruan tinggi negeri mandiri berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dalam status tersebut, UI wajib lebih mengedepankan kinerja pengelolaan sebuah universitas publik dengan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan transparansi.

Selasa, 26 November 2013

Sejarah dan Menguak Berdiri Universitas Institut Teknologi Bandung (ITB)

Sejarah dan Menguak Berdiri Universitas Institut Teknologi Bandung (ITB) - Universitas Institut Teknologi Bandung atau biasa disebut oleh orang ITB adalah salah satu universitas terbaik di Indonesia. Kampus ini terletak di jalan Ganesha-Bandung.Untuk itu mimin akan menguak sejarah berdiri dari Universitas Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sejarah ITB bermula sejak awal abad kedua puluh, atas prakarsa masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. Technische Hoogeschool te Bandoeng berdiri tanggal 3 Juli 1920.
universitas itb

ITB didirikan pada 3 Juli 1920 dengan nama Technische Hoogeschool te Bandoeng (sering disingkat menjadi TH te Bandoeng, TH Bandung, atau THS) dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg- en Waterbouwkunde. ITB juga merupakan tempat di mana presiden Indonesia pertama, Soekarno meraih gelar insinyurnya dalam bidang Teknik Sipil.

Pada masa penjajahan Jepang, tepatnya tanggal 1 April 1944, THS dibuka kembali oleh Pemerintah Militer Jepang dengan nama ???????? (Bandung Kogyo Daigaku?)setelah ditutup sejak 8 Maret 1942 dengan menyerahnya Hindia Belanda di Kalijati. Kemudian pada masa kemerdekaan Indonesia, tahun 1945, namanya diubah menjadi �Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung�. Pada tahun 1946, STT Bandung dipindahkan ke Yogyakarta dan menjadi cikal bakal lahirnya Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Pada tanggal 21 Juni 1946, NICA mendirikan Universiteit van Indonesie dengan Faculteit van Technische Wetenschap sebagai pengganti STT Bandung di lokasi Kampus THS dulu. Sebagian besar pengajarnya adalah para mantan pengajar THS yang baru saja dibebaskan dari kamp interniran Jepang. Dan pada 6 Oktober 1947, Faculteit van Exacte Wetenschap berdiri. Ini kemudian menjadi Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia sejak 2 Februari 1950.

Kemudian pada tanggal 2 Maret 1959, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam secara resmi memisahkan diri menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB).

Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi di Kota Bandung pada tanggal 2 Maret 1959. Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.

Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.

Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonom. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.

Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.

Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2/Magister dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan.

Kini, dengan suplai tahunan pelajar-pelajar Indonesia terbaik, ITB merupakan salah satu pusat ilmu sains, teknologi, dan seni terbaik di Indonesia.

ITB juga mendukung para pelajar dan aktivitas sosial mereka dengan mendukung himpunan mahasiswa yang ada di setiap departemen.

Setiap tahunnya, ITB memilih seorang mahasiswa terbaik untuk dikirim ke pemilihan mahasiswa teladan nasional. Ganesha Prize adalah nama penghargaan untuk mereka yang mendapatkan gelar mahasiswa terbaik ini. Penghargaan ini biasanya diberikan secara resmi pada seremoni penerimaan mahasiswa baru. 

Referensi:
http://iaitbsingapura.org/about/sejarah-itb/

Senin, 25 November 2013

Sejarah Awal Berdiri Universitas Gajah Mada di Indonesia

Sejarah Awal Berdiri Universitas Gajah Mada di Indonesai - Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu Universitas terbaik, terbesar dan tertua di Indonesia.Universitas ini didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan memiliki 6 fakultas, dan sampai sekarang ini UGM telah memiliki 18 Fakultas. Pada Tahun 2008, UGM berada pada peringkat 316 pada Times Higher Education Supplement World University Rankings 2008, dan merupakan peringkat ketiga universitas di Indonesia. Peringkat pertama adalah Universitas Indonesia disusul oleh Institut Teknologi Bandung diposisi ke 2. Sedangkan Rangking Webometric Universitas Dunia menaruh UGM di Rangking 72 di Asia atau ranking 572 di dunia, dan peraih rangking pertama di Indonesia secara konsisten dalam 3 tahun berturut-turut, 2007-2009.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang UGM, maka tidak ada salahnya kita menengok ke belakang sejarah universitas gadjah mada dan perkembangannya, apalagi bagi kakak dan adik serta anak-anak kita yang ingin melanjutkan studinya di UGM mungkin perlu meninjau lebih jauh latar belakang dan perkembangannya. Seperti biasa awalmula.com berbagi informasi sejarah awal mula segalanya berdasarkan dari berbagai sumber, dan untuk sejarah universitas gadjah mada, awalmula.com kutip langsung dari situs resmi ugm (www.ugm.ac.id) yang dikutip dari �Riwajat Perdjuangan Mendirikan Universitas Gadjah Mada dan Sekedar Tentang Perguruan Tinggi lain di Inonesia � oleh Prof. Dr. M. Sardjito, �Perdjuangan Universitas Gadjah Mada dan Perguruan Tinggi Lain Dalam Revolusi Fisik�oleh Pro.f Ir. Herman Johannes, �Buku Kenangan Seperempat Abad Univervitas Gadjah Mada 11 vang diredakturi oleh Drs. H. Nangtjik dan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949.
universitas gajah mada

Sejarah Universitas Gadjah Mada
Pada tanggal 24 Januari 1946 orang-orang yang berkomitment tinggi terhadap peningkatan martabat manusia memenuhi gedung SMT Kotabaru. Diantaranya Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, Mr. Soenarjo, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran, Dr. Soeharto. Mereka bermaksud mendirikan Balai Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta.

Dalam pertemuan itu, Mr. Soenarjo, menegaskan bahwa di Jakarta, NICA sudah mendirikan Universitas. Bangsa Indonesia tidak boleh gagal mendirikan universitas. �Lebih- lebih sekarang, pada waktu pembangunan, waktu kita butuhkan bermacam-macam ilmu pengetahuan�, tambah Mr. Soenarjo.

Pertemuan di atas diikuti oleh beberapa pertemuan berikutnya, salah satunya adalah pertemuan di Gedung KNI Malioboro, tanggal 3 Maret 1946. Dalam pertemuan ini, diumumkan berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada, yang terdiri atas Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan.

Dengan berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada, maka pada tahun 1 946 terdapat dua perguruan tinggi di Yogyakarta. Yang satu lagi adalah Sekolah Tinggi Teknik, yang berdiri tanggal 17 Februari 1946. Sekolah Tinggi Teknik ini merupakan usaha penghidupan kembali Sekolah Tinggi Teknik Bandung, yang terpaksa ditutup karena suasana perang antara Indonesia dan tentara sekutu di antara pemimpinnya, tersebutlah nama Prof. Jr. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat.itulah sebabnya mahasiswa Fakultas Teknik Bandung dapat melanjutkan pendidikannya dan menempuh ujian insinyur di Sekolah Tinggi Teknik Yogyakarta.

Setelah penyerbuan Belanda ke Yogyakarta, 19 Desember 1948, kedua perguruan tinggi di atas terpaksa ditutup. Para dosen dan mahasiswanya memilih berjuang menentang Belanda ketimbang melanjutkan proses belajar-mengajar. Tetapi. peralatan kuliah tetap dipelihara dengan baik oleh para mahasiswa.

Klaten sekarang tentu saja berbeda dengan Klaten di tahun 1946. Perbedaan yang menyolok adalah soal pendidikan tinggi. Kini Klaten tidak memiliki perguruan tinggi. Tetapi, Klaten tahun 1946 adalah kota pendidikan. disini berdiri, antara lain Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1 946), Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan Pergurutan Tinggi Pertanian (berdiri 27 September 1946).

Mengapa Klaten dipilih sebagai tempat pendirian beberapa perguruan tinggi? Jawabnya. karena Klaten terletak di pedalaman. Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya tidak mungkin lagi menyelenggarakan pendidikan tinggi. Sebab, ketiga kota tersebut sering kali dibom oleh tentara sekutu. Para pejuang Indonesia di ketiga kota tersebut tidak tinggal diam. Mereka juga balas menyerang sekutu. Akibatnya, ketiga kota ini menjadi ajang pertempuran.

Alasan lain adalah, adanya laboratorium pendukung dan lnstitut Pasteur. Laboratorium disediakan oleh Rumah Sakit Tegalyoso. Sedangkan Institut Pasteur di Bandung, setelah diambil alih oleh bangsa Indonesia dari tangan Jepang, 1 September 1945, dipindahkan ke Klaten (Salah seorang yang ikut memindahkan institut ini adalah Prof. Dr. M, Sardjito).

Kehidupan perguruan tinggi di Klaten makin marak dengan berdirinya Fak. Kedokteran Gigi awal tahun 1948. Hal ini berlangsung sampai 19 Desember 1948, saat Belanda menyerbu ke dalam daerah Republik Indonesia.

Tujuh bulan sebelum penyerbuan Belanda ke dalam Republik Indonesia, tepatnya awal Mei 1948, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan sesungguhnya sudah mendirikan Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta. Akademi ini berdiri atas usul Kementerian Dalam Negeri, yaitu untuk mendidik calon-calon pegawai Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan Dep. Penerangan.

Pada saat berdiri, Akademi Ilmu Politik ini dipimpin oleh Prof. Djokosoetono, S.H. Beberapa pegawai Dep. Dalam Negeri yang belajar di sini, antara lain: Djumadi lsworo, Soempono Djojowadono, Irnan Soetikno, Bambang Soegeng Wardi dan Dradjat. Sayang, umur akademi ini tidak lama. Setelah pemberontakan PKI Madiun meletus, September 1948, akademi ini ditinggalkan para mahasiswanya. Mereka ikut menumpas pemberontakan dan membangun kembali kerusakan-kerusakan yang terjadi. Maka akademi ini pun terpaksa ditutup.

Kalau di atas di ceritakan bahwa perguruan-perguruan tinggi yang terpaksa ditutup di Klaten dan Yogyakarta adalah perguruan tinggi yang sudah beroperasi, di Solo ada perguruan tinggi yang sudah dibuka terpaksa batal diresmikan. Yakni: Balai Pendidikan Ahli Hukum. Perguruan tinggi ini berdiri 1 November 1948, sebagai hasil kerja sama Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dengan Kementerian Kehakiman.

Bersamaan dengan itu, Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Swasta di Solo, yang dipimpin oleh Drs. Notonagoro, S.H., Koesoemadi, S.H. dan Hardjono, S.H., juga merencanakan pendirian Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Panitia ini menyarankan agar Balai Pendidikan Ahli Hukum digabungkan saja dengan Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Paling tidak untuk melakukan efisiensi. Usul ini, rupanya, diterima pemerintah. Buktinva, Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1948 menyebutkan bahwa Balai Pendidikan Ahli Hukum digabungkan ke dalam Sekolah Tinggi Hukum Negeri.

Menurut Prof. Dr. M. Sardjito, Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo ini akan diresmikan tanggal 28 Desember 1948. Tetapi, sembilan hari sebelum peresmian, Belanda sudah menyerbu ke wilayah Republik Indonesia. Apa boleh buat, perjuangan menentang Belanda menjadi prioritas. Akibatnya, sekolah tinggi ini layu sebelum menguntum dan terpaksa bubar sebelum diresmikan.

Tidak banyak yang ingat kapan persisnya timbul ide untuk menggabungkan beberapa perguruan tinggi perjuangan (Sebutan ini, diberikan oleh Prof. Ir. Herman Johannes) tersebut di atas menjadi sebuah perguruan tinggi. Tetapi, menurut Prof. Dr. M. Sardjito, tanggal 20 Mei 1949, ada rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo Kepatihan Yogyakarta. Rapat ini dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota rapat antara lain, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah: beberapa anggota rapat menyanggupi pendirian perguruan kembali di wilayah republik, yaitu Yogyakarta. Mereka yang bersedia adalah Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono dan Prof. Dr. M. Sardjito.

Kesulitan utama yang ditemui para Guru Besar tersest di atas dalam mendirikan kembali perguruan tinggi di Yogya adalah tidak adanya ruangan untuk kuliah. Untunglah Sultan Hamengku Buwono IX bersedia meminjamkan kraton dan beberapa gedung di sekitar kraton untuk ruangan kuliah. Masalah utama pun terpecahkan. Setelah itu persiapan lain pun dimatangkan.

Usaha keras para Guru Besar tersebut akhirnya membuahkan hasil. Tanggal 1 November 1949, di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten, Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian., dan Fakultas Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri oleh Bung Karno. Pada pembukaan ini, menurut Prof. Dr. M. Sardjito, diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan mahasiswa yang telah gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu: Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.

Keesokan harinya, 2 November 1949, giliran FakultasTeknik, Akademi Ilmu Politik dan beberapa fakultas yang berada di bawah naungan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang diresmikan. Kota Yogyakarta pun kembali marak dengan mahasiswa.

Sebulan kemudian, tepatnya 3 Desember 1949, dibuka pula Fakultas Hukum di Yogyakarta. Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo. Orang yang berjasa dalam pemindahan ini adalah Prof. Drs. Notonagoro, S.H.

Tidak mudah mencari informasi mengapa pada tanggal 2 November 1949 tidak langsung didirikan sebuah universitas yang bisa menaungi 3 fakultas yang berdiri pada saat itu. Di samping orang-orang yang terlibat dengan pendiriannya sudah meninggal dunia, dokumentasi yang dimiliki Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak pernah menyinggung hal tersebut. Adalah wajar kalau kemudian perlu disarankan kepada UGM untuk mencari alasan tersebut. Paling tidak untuk menyempurnakan riwayat pendirian Universitas Gadjah Mada.
Tetapi, beroperasinya kembali 8 fakultas tersebut di atas sejak 1 November 1949, mendorong lahirnya UGM, 19 Desember 1949. Tanggal ini dipilih, seperti disebut Bung Karno. adalah untuk memperlihatkan kepada dunia luar bahwa Bangsa Indonesia sanggup bangkit, meskipun sudah diserang habis-habisan oleh Belanda, 19 Desember 1948, dengan kata lain tanggal 19 Desember 1949 dipilih untuk menghilangkan noda 19 Desember 1948.

Pada saat berdirinya, menurut Peraturan Pcmerintah No. 23 Tahun 1949, UGM memiliki enam fakultas, yaitu: (1) Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti) ; (2) Fakultas Kedokteran di dalamnya termasuk bagian Farmasi, bagian Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu Hayat; (3) Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan; (4) Fakultas Kedokteran Hewan; (5) Fakultas Hukum di dalamnya ada Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi; dan (6) Fakultas Sastra dan Filsafat di dalamnya ada Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra.

Pada saat peresmian berdirinya UGM, Prof. Dr. M. Sardi . ito ditetapkan sebagai Presiden UGM. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Mengenai yang terakhir ini, kepengurusannya terdiri dari ketua (Ketua Kehormatan adalah Sultan Hamengku Buwono IX, sedangkan Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, wakil ketua dan anggota. Ini menimbulkan pendapat bahwa ketika UGM lahir, ia memang telah siap untuk meneruskan perjuangan, yaitu meningkatkan martabat manusia Indonesia.
Dari rentetan riwayat perjuangan mendirikan UGM di atas, tidak berlebihan rasanya bila disimpulkan bahwa pendirian UGM adalah usaha untuk meneruskan perjuangan. Ini perlu menjadi pegangan bagi seluruh sivitas akademika UGM.

Perkembangan Universitas Gadjah Mada (wikipedia.org)
Tahun 1952 Fakultas Hukum, Sosial dan Politik ditambah dengan bagian ekonomi sehingga menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik HESP). Pada bulan September 1952 Fakultas Pertanian ditambah dengan Bagian Kehutanan, sehingga menjadi Fakultas Pertanian dan Kehutanan.
Sejak September 1955, beberapa fakultas dimekarkan menjadi fakultas-fakultas baru, antara lain:
  • Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi.
  • Bagian Bakaloreat Biologi Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Biologi.
  • Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sosial dan Politik.
  • Fakultas Sastra, Pedagogik dan Filsafat dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakulas Filsafat.
  • Tingkat pengajaran Bakaloreat Ilmu Pasti dan Bakaloreat Ilmu Alam pada Bagian Sipil Fakultas Teknik dijadikan Fakultas Ilmu Pasti dan Alam.
  • Fakultas Ilmu Pendidikan mempunyai dua bagian yaitu Bagian Pendidikan dan Bagian Pendidikan Jasmani.
  • Fakultas Kedokteran Hewan diuubah namanya menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
  • Pada tahun 1960 Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dipisahkan menjadi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi.

Pada tahun 1962 Bagian Pendidikan Jasmani dari Fakultas Ilmu Pendidikan ditingkatkan menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani. Fakultas ini diserahkan pada Departemen Olah Raga pada tahun 1963 dan menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga (STO).

Untuk memberikan pendidikan umum yang kuat bagi semua Fakultas, didirikan pula Fakultas Umum, dan digabungkan dengan Fakultas Filsafat menjadi Gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Pada tahun 1961 Fakultas Filsafat dibubarkan dan pada tahun 1962 Fakultas Umum juga dibubarkan. Sebagai penggantinya tahun 1963 didirikan Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus untuk melaksanakan tugas yang semula menjadi tugas gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Namun pada tanggal 18 Agustus 1967 Fakultas Filsafat didirikan kembali dan pada tahun 1969 Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus dimasukkan dalam Fakultas Filsafat sebagai Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah Agama.

Pada tahun 1963 Bagian Kehutanan Fakultas Pertanian ditingkatkan menjadi Fakultas Kehutanan, seksi teknologi dan seksi kultur teknik menjadi Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tahun itu pula Jurusan Geografi pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan ditingkatkan menjadi Fakultas Geografi.

Jurusan Psikologi pada FIP menjadi Bagian Psikologi yang kemudian pada tanggal 8 Januari 1965 menjadi Fakultas Psikologi.

Pada tahun 1969 Fakultas yang ke-18 lahir yaitu Fakultas Peternakan yang merupakan peningkatan Bagian Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.

Semenjak tahun 1983 Universitas Gadjah Mada memiliki 18 Fakultas Program Sarjana, dua Fakulas Program Diploma (Fakultas Non Gelar Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi) dan satu Fakultas Pascasarjana (Magister dan Doktor). Awal tahun 1992 terjadi penyederhanaan jumlah fakultas, Fakultas Pascasarjana diubah menjadi Program Pascasarjana, sedangkan Fakultas Non Gelar Ekonomi diintegrasikan ke Fakultas Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi diintegrasikan ke Fakultas Teknik.

Sabtu, 23 November 2013

Sejarah Awal Berdiri Universitas Brawijaya di Indonesia

Sejarah Awal Berdiri Universitas Brawijaya di Indonesia  - Univesitas Brawijaya bisa jadi merupakan salah satu universitas terbaik yang ada di Indonesia. Universitas Brawijaya terletak di Kota Malang, Indonesia.

Nama Universitas Brawijaya (disingkat Unibraw) diresmikan sebagai Universitas Negeri pada tahun 1963. Saat ini Unibraw merupakan salah satu universitas negeri yang terkemuka di Indonesia yang mempunyai jumlah mahasiswa lebih dari 30 ribu orang dari berbagai strata mulai program Diploma, Program Sarjana, Program Magister dan Program Doktor selain Program Spesialis tersebar dalam 10 Fakultas. 
universitas brawijaya terbaik

Kampus Unibraw berada di kota Malang Jawa Timur, dengan lokasi yang mudah terjangkau oleh kendaraan umum. Kampusnya sangat asri karena banyaknya pepohonan dan ditunjang oleh hawa sejuk kota Malang. 
Sejarah membuktikan keberadaan Kota Malang sebagai kota pendidikan tempat Unibraw tumbuh dan berkembang pesat. Ini tidak terjadi dengan sendirinya tapi seakan merupakan proses sejarah yang tidak terpisahkan dari kejayaan Jawa Timur di masa lampau.

Nama Universitas Brawijaya diberikan oleh Presiden Republik Indonesia melalui kawat nomor 258/K/61 tanggal 11 Juli 1961. Nama ini berasal dari gelar Raja-Raja Majapahit yang merupakan kerajaan besar di Indonesia pada abad 12 sampai 15. Universitas Brawijaya dinegerikan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 196 tahun 1963 dan berlaku sejak 5 Januari 1963. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari lahir (Dies Natalis) Universitas Brawijaya. Perjalanan Universitas Brawijaya sebelum dinegerikan diawali pada tahun 1957 di Malang berdiri cabang Universitas Sawerigading Makassar yang hanya terdiri dari dua fakultas yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1960 diganti namanya menjadi Universitas Kotapraja Malang. D ibawah naungan Universitas tersebut beberapa bulan berikutnya terdapat tambahan dua fakultas yaitu Fakultas Administrasi Niaga (FAN) dan Fakultas Pertanian (FP). Universitas Kotapraja Malang inilah yang kemudian diganti namanya menjadi Universitas Brawijaya.

Pada saat dinegerikan, Universitas Brawijaya hanya mempunyai 5 fakultas yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ketatanegraan dan Ketataniagaan (FKK merupakan perluasan dari FAN dan saat ini namanya adalah Fakultas Ilmu Administrasi - FIA), Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP). FKHP kemudian dipecah menjadi dua fakultas pada tahun 1973, yaitu Fakultas Peternakan (FPt) yang berada di Universitas Brawijaya dan Fakultas Kedokteran Hewan yang berada d ibawah naungan Universitas Airlangga. Fakultas Teknik (FT) berdiri tahun 1963 berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP nomor 167 tahun 1963 tertanggal 23 Oktober 1963.

Berdasarkan SK Presiden Nomor 59 tahun 1982 tanggal 7 September 1982 tentang struktur organisasi Universitas Brawijaya, Fakultas Perikanan (FPi) menjadi fakultas tersendiri karena sejak tahun 1977 digabung menjadi satu dengan Fakultas Peternakan dengan nama Fakultas Peternakan dan Perikanan. Sebagai catatan bahwa Fakultas Perikanan telah berdiri sejak tahun 1963 di Probolinggo yang merupakan Jurusan dari FKHP Universitas Brawijaya. Fakultas Kedokteran (FK) secara resmi berada di bawah Universitas Brawijaya sejak tahun 1974 setelah sejak berdirinya tahun 1963 dibawah Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), diresmikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0371/O/1993 tanggal 21 Oktober 1993. Universitas Brawijaya menambah satu lagi fakultas yaitu Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) yang merupakan peningkatan satus dari Jurusan Teknologi Pertanian yang sebelumnya berada di Fakultas Pertanian. 

Lagu Hymne Brawijaya diciptakan oleh seorang mahasiswa FKHP Yanardhana pada tahun 1963, sedangkan Mars Universitas Brawijaya diciptakan oleh Lilik Sugiarto tahun 1996. Kedua lagu ini masih digunakan sampai sekarang.

Beberapa fakultas yang ada di Universitas Brawijaya:

* Fakultas Hukum
o Ilmu Hukum

* Fakultas Ekonomi dan Bisnis
o Ilmu Ekonomi
o Manajemen
o Akuntansi
o Keuangan dan Perbankan
o Ekonomi dan Bisnis Islam
o Pendidikan Profesi Akuntansi

* Fakultas Ilmu Administrasi
o Ilmu Administrasi Bisnis
o Ilmu Administrasi Publik
o Bisnis Internasional
o Administrasi Perpajakan
o Perencanaan Pembangunan
o Ilmu Administrasi Pemerintahan

* Fakultas Pertanian
o Agribisnis
o Agroekoteknologi

* Fakultas Peternakan
o Peternakan

* Fakultas Teknik
o Teknik Elektro
o Teknik Mesin
o Teknik Informatika
o Teknik Pengairan
o Teknik Sipil
o Teknik Industri
o Teknik Arsitektur
o Perencanaan Wilayah dan Kota

* Fakultas Kedokteran
o Pendidikan Dokter
o Ilmu Keperawatan
o Ilmu Gizi
o Pendidikan Dokter Gigi
o Farmasi
o Kebidanan

* Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
o Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
o Teknologi Hasil Perikanan
o Sosial Ekonomi Perikanan
o Budidaya Perairan
o Manajemen Sumberdaya Perairan
o Ilmu Kelautan
o Manajemen Bisnis Kelautan dan Perikanan

* Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
o Kimia
o Fisika
o Biologi
o Matematika
o Statistika
o Ilmu Komputer
o Ilmu Instrumentasi
o Geofisika

* Fakultas Teknologi Pertanian
o Teknologi Hasil Pertanian
o Teknologi Industri Pertanian
o Teknik Pertanian

* Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
o Sosiologi
o Komunikasi
o Hubungan Internasional
o Psikologi
o Ilmu Politik

* Fakultas Ilmu Budaya
o Sastra Inggris
o Sastra Jepang
o Bahasa dan Sastra Perancis

* Program Kedokteran Hewan
o Pendidikan Dokter Hewan

* Program Pendidikan Vokasi

* Program Pascasarjana

Referensi:
http://il-koma.blogspot.com/2011/05/sejarah-singkat-universitas-brawijaya.html
http://oldsite.ub.ac.id/id/1_about/sejarah.php

Sejarah Asal Usul Tercipta Manusia Di Bumi

Sejarah Asal Usul Tercipta Manusia Di Bumi - Mungkin sebagian kamu-kamu pasti belum tahu mengenai asal usul adanya manusia pertama yang datang ke bumi.  Asal usul penciptaan manusia adalah Adam. Adam diriwayatkan sebagai satu daripada ciptaan Allah yang paling kontroversi atau paling disebut-sebut oleh makhluk Allah yang lain. Peristiwa tersebut dikisahkan dalam Al-Qur�an. 

Ketika Allah berfirman kepada malaikat: �Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. 
tercipta manusia

Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.�(Surat Al Baqarah: 30)

Ciptaan dari Tanah 
Allah telah memerintahkan Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengambil sebahagian tanah sebagai bahan untuk menjadikan Adam. 

Walau bagaimanapun, bumi enggan membenarkan tanahnya diambil malah bersumpah dengan nama Allah bahwa dia tidak rela untuk menyerahkannya kerana kebimbangannya seperti yang dibimbangkan oleh para malaikat. 

Jibril kembali setelah mendengar sumpah tersebut lalu Allah mengutuskan pula Malaikat Mikail dan kemudiannya Malaikat Israfil tetapi kedua-duanya juga tidak berdaya hendak berbuat apa-apa akibat sumpah yang dibuat oleh bumi. 

Maka, Allah memerintahkan Malaikat Izrail untuk melakukan tugas tersebut dan mendesak bumi agar tidak menolak walaupun bumi bersumpah karena tugas tersebut dijalankan atas perintah dan nama Tuhan. 

Maka, Izrail turun ke bumi dan mengatakan yang kedatangannya adalah atas perintah Allah dan memberi amanat kepada bumi untuk tidak membantah yang memungkinkan bumi mendurhakai Allah. 

Menurut Ibnu Abbas, tanah bumi dan syurga digunakan untuk dijadikan bahan mencipta Adam. Tanah tersebut adalah: 

1. Tanah Baitulmuqaddis (Palestin) � kepala sebagai tempat kemuliaan untuk diletakkan otak dan akal.

2. Tanah Bukit Tursina (Mesir) � telinga sebagai tempat mendengar dan menerima nasihat.

3. Tanah Iraq � dahi sebagai tempat sujud kepada Allah.

4. Tanah Aden (Yaman) � muka sebagai tempat berhias dan kecantikan.

5. Tanah telaga Al-Kautsar � mata sebagai tempat menarik perhatian.

6. Tanah Al-Kautsar � gigi sebagai tempat memanis-manis.

7. Tanah Kaabah (Makkah) � tangan kanan sebagai tempat mencari nafkah dan bekerjasama.

8. Tanah Paris (Perancis) � tangan kiri sebagai anggota untuk melakukan istinjak.

9. Tanah Khurasan (Iran) � perut sebagai tempat berlapar.

10. Tanah Babilon (Iraq) � kelamin sebagai organ seks dan tempat bernafsu serta godaan syaitan.

11. Tanah Tursina (Mesir) � tulang sebagai peneguh manusia.

12. Tanah India � kaki sebagai anggota berdiri dan berjalan.

13. Tanah Firdaus (Syurga) � hati sebagai tempat keyakinan, keimanan, dan kemahuan.

14. Tanah Taif (Arab Saudi) � lidah sebagai tempat untuk mengucapkan syahadah, syukur dan do�a. 


Penyempurnaan 
Tubuh Adam mempunyai sembilan rongga atau liang. Tujuh liang di kepala dan dua di bawah badan yaitu dua mata, dua telinga, dua hidung, satu mulut, satu dubur dan satu uretra. 

Lima panca indera dilengkapi dengan anggota tertentu seperti mata untuk penglihatan, telinga untuk pendengaran, hidung untuk pengesanan bauan, lidah untuk perasa seperti asam, asin, manis dan pahit dan kulit untuk sentuhan bagi panas, dingin, tekanan, viskositas dan sakit. 

Ketika Allah menjadikan tubuh Adam, tanah dicampurkan dengan air tawar, asin dan anyir beserta api dan angin. Kemudian Allah resapkan Nur ke dalam tubuh Adam dengan pelbagai �sifat�.

Lalu tubuh Adam digenggam dengan genggaman Jabarut dan diletakkan di dalam Alam Malakut. Tanah itu dicampurkan lagi dengan istilah wewangian dan ramuan dari Nur Sifat Allah dan dirasmi dengan �Bahrul Uluhiyah�. 

Kemudian, tubuh tersebut dibenamkan dalam �Kudral �Izzah� yaitu sifat �Jalan dan Jammal� lalu disempurnakan tubuh tersebut. 

Waktu kejadian manusia tidak disebut berapa lama walaupun melalui apa cara perhitungan sekalipun seperti dalam al-Quran: �Bukankah telah berlalu kepada manusia satu ketika dari masa (yang beredar), sedang dia (masih belum wujud lagi dan) tidak menjadi sesuatu benda yang disebut-sebut�� (Surat Al Insaan:1) 

Menurut keterangan ulama, tubuh Adam diselubungi dalam tempo 120 tahun, 40 tahun di tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah dan 40 tahun di tanah yang hitam dan berbau. 

Dari situ, Allah ubah tubuh Adam dengan rupa kemuliaan dan tertutuplah dari rupa hakikatnya. Karena proses kejadian itu melalui peringkat yang �kotor�, tidak heran Malaikat dan Iblis memandang rendah akan kejadian manusia yang diciptakan dari tanah. 


Masuknya Roh 
Roh diperintah Allah untuk memasuki jasad Adam tetapi seperti makhluk lain, roh juga enggan, malas dan segan karena jasad yang seperti batu. Dikatakan ruh berlegar-legar mengelilingi jasad Adam sambil disaksikan malaikat. 

Kemudian, Allah memerintahkan Malaikat Izrail memaksa ruh memasuki tubuh tersebut masuk ke dalam tubuh Adam. Ia memasukkannya ke dalam tubuh dan roh secara perlahan-lahan masuk hingga ke kepalanya yang mengambil masa 200 tahun. 

Setelah meresapi ke kepala Adam, maka berfungsilah otak dan tersusunlah urat saraf dengan sempurna. 

Lalu, terjadilah mata dan terus terbuka melihat tubuhnya yang masih keras dan malaikat di sekelilingnya. 

Telinga mulai berfungsi dan didengarnya kalimat tasbih para malaikat. Apabila roh tiba ke hidung, lalu ia bersin dan mulutnya juga terbuka. 

Allah mengajarkan kalimat, �Alhamdulillah� yang merupakan kalimat pertama diucapkan Adam dan Allah sendiri yang membalasnya. 

Kemudian, roh tiba ke dadanya lalu Adam berkeinginan untuk bangun padahal tubuhnya yang bawah masih keras membatu. Ketika itu ditunjukkan sifat manusia yang terburu-buru. 

Ketika roh sampai di perut, maka organ dalam dan perut tersusun sempurna dan saat itu Adam mulai merasakan lapar. Akhirnya, roh meresap ke seluruh tubuh Adam, tangan dan kaki dan berfungsilah dengan sempurna segala darah daging, tulang, urat saraf dan kulit. 

Menurut riwayat, kulit Adam amat baik ketika itu berbanding kulit manusia di kini dan warnanya masih dapat dilihat di kuku sebagai peringatan kepada keturunan manusia. 

Dengan itu, sempurnalah sudah kejadian manusia pertama dan Adam digelar sebagai �Abul Basyar� yaitu Bapak Manusia. Walau bagaimanapun, hanya Nabi Muhammad s.a.w. mendapat gelaran �Abul Ruh� atau �Abul Arwah� yaitu Bapak segala Roh.

Referensi;
http://www.apakabardunia.com/2012/10/asal-usul-penciptaan-manusia-pertama.html